Pembangunan Satelit Telkom 4 sudah mencapai 99%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era digital membutuhkan infrastruktur mumpuni, seperti satelit. Salah satu pemilik satelit di Indonesia adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Space System Loral sedang menyelesaikan proses pembangunan satelit Telkom 4 milik emiten berkode saham TLKM di Bursa Efek Indonesia tersebut. "Perkembangan pembangunan satelit Telkom 4 oleh manufaktur kabarnya sudah mencapai 99%. Artinya sinyal bagus untuk satelit bisa diluncurkan antara pertengahan Juli hingga Agustus 2018," terang Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kominfo Ismail di Jakarta, belum lama ini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai, sejauh ini Telkom selalu patuh pada regulasi dalam pengelolaan satelit dan slot orbit. Telkom bermain di bisnis satelit sejak tahun 1976. "Mereka mengelola dua slot orbit dan selalu melakukan perencanaan yang matang sejak pengadaan hingga operasional," katanya.

Total investasi satelit Telkom 4 sekitar US$ 190 juta atau Rp 2,6 triliun (kurs Rp 13.700 per dollar AS). Satelit ini akan membopong 60 transponder. Sebanyak 36 transponder disewakan untuk kebutuhan domestik dan 24 transponder dipasarkan ke India. Dalam kajian yang dikeluarkan 18 April 2018, Kiswoyo Adi  dari Narada Kapital menyebutkan, Telkom 4 dapat meningkatkan pendapatan dan net profil TLKM dari penyewaan transponder. Sampai delapan bulan ke depan atau akhir tahun, Kiswoyo melihat harga wajar Telkom di Rp 4.950 per saham. Pada Jumat (20/4) harga saham perseroan ini tutup di Rp 3.740 per saham. 


Satelit Telkom 4 rencananya akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa SpaceX dari Amerika Serikat ke slot orbit 108 Bujur Timur.  Sebelumnya pada 15 Februari 2017, Telkom  meluncurkan Satelit Telkom 3S di Kourou, Guyana Prancis dan saat ini sudah menempati slot orbit 118 derajat Bujur Timur. Satelit Telkom 3S memiliki kapasitas 49 transponder dengan masa aktif sekitar 15 tahun sejak diluncurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian