Pembangunan smelter jadi peluang bagi Sucofindo



SAMARINDA. PT Sucofindo terus menambah jumlah laboratorium untuk melayani jasa sektor pertambangan terutama batubara. Pada tahun ini, Sucofindo setidaknya akan membangun tiga laboratorium baru lagi dengan nilai investasi Rp 15 miliar.

Salah satu laboratorium yang baru diresmikan, Jumat ( 28/9 ), berada di Samarinda, Kalimantan Timur. Laboratorium terpadu yang menghabiskan dana investasi Rp 11,5 miliar itu merupakan pengembangan dari laboratorium yang sudah ada sebelumnya.

Direktur Utama PT Sucofindo Arief Safari mengatakan, mereka membangun laboratorium lebih dekat ke sumber bahan baku. Dengan begitu, perusahaan yang membutuhkan jasa laboratorium dapat menghemat waktu dan biaya.


"Perusahaan tambang batubara, baik yang sudah maupun masih mengajukan IUP merupakan pelanggan yang potensial," kata Arief.

Di sektor tambang potensi laboratorium pengujian memang sangat menjanjikan. Arief mengatakan sejak terbit Permen ESDM No 7 Tahun 2012 , sebanyak 158 perusahaan pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) tengah mengajukan proposal pembangunan smelter. Keberadaan smelter itu nantinya membutuhkan uji laboratorium tambang sebelum diekspor. 

Selain di Samarinda, baru-baru ini Sucofindo mengoperasikan laboratorium pengujian coal bed methane (CBM) di Muara Enim, Sumatera Selatan. Pendirian laboratorium itu melanjutkan proyek baru Sucofindo untuk melayani pengujian CBM perusahaan tambang di sana senilai US$ 1,9 juta.

Selanjutnya, Sucofindo akan menambah lagi laboratorium di Cilegon - Banten, Kutai Barat dan Tanjung Selor, Kalimantan Timur. Penambahan laboratorium itu akan menghabiskan dana Rp 15 miliar.

Menurut Arief, pembangunan dan pengembangan jasa laboratorium pengujian akan sesuai kebutuhan perusahaan di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: