Pembangunan stasiun kereta cepat Walini bukan dibatalkan, hanya ditunda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membantah adanya pembatalan pembangunan Stasiun Walini. Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya menyampaikan pihaknya hanya melakukan penundaan.

"Perlu kami luruskan jika yang terjadi adalah penundaan, bukan pembatalan. Pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ini, stasiun Walini memang belum disertakan. Mengingat saat ini didasarkan pada kondisi yang ada, spirit kami dalam pembangunan KCJB adalah mengembalikan anggaran ke initial budget atau anggaran dasar atau efisiensi," jelas Mirza saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/10).

Penundaan ini juga dari potensi penumpang dari dan menuju stasiun Walini diprediksi masih belum cukup banyak, mengingat pengembangan di area kawasan Walini masih relatif rendah.


Baca Juga: Pemerintah akan suntikkan Rp 4,3 triliun untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung

Sebagai informasi, awalnya Walini akan menjadi daerah Transit Oriented Development (TOD) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Wilayah tersebut mencapai luas sekitar 4.800 hektare. Namun dengan penundaan ini, dana pengembangan Stasiun Walini akan dialihkan untuk pengembangan Stasiun Padalarang.

Mirza mengatakan, Stasiun Padalarang ini dipilih sebagai hub untuk meningkatkan konektivitas bagi penumpang yang nantinya juga akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung.

"Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu. Untuk fase selanjutnya, Stasiun Walini akan tetap dibangun," tuturnya.

Hingga saat ini proses pembangunan KCJB sudah mencapai 79%. Dengan adanya penundaan ini pula, maka trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk fase pertama adalah Halim –Karawang – Padalarang dan Tegalluar.

Selanjutnya: Penggunaan APBN dinilai bisa percepat penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat