Pembangunan ulang tungku elektrik INCO mundur, simak rekomendasi analis berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menunda pembangunan kembali (rebuild) tungku elektrik atawa electric furnace (EF#4). Penundanaan ini menyusul tertundanya pengiriman material dan tenaga ahli luar negeri sebagai dampak dari pandemi COvid-19.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Damagiri menilai, rebuild tungku tersebut sejatinya krusial bagi operasional bisnis INCO. Tungku ini mampu menambah kapasitas produksi INCO.

"Dengan adanya penundaan tersebut, kami perkirakan produksi INCO tahun ini sebesar 70.000 metrik ton nikel dalam matte," terang Stefanus dalam riset 4 Maret.


Perkiraan tersebut lebih rendah sekitar 3% dibanding realisasi produksi tahun lalu. Adapun realisasi produksi INCO periode 2020 sebesar 72.237 metrik ton nikel dalam matte.

Baca Juga: Proyek electric furnace milik Vale Indonesia (INCO) mundur

Level produksi tersebut sejatinya bukan angka yang buruk. Cuma memang, INCO memiliki cita-cita mampu memproduksi 90.000 metrik ton nikel dalam matte tahun depan.

Stefanus menambahkan, meski dari sisi kapasitas produksi belum optimal, INCO masih terbantu dengan potensi kenaikan harga nikel. Meski harga komoditas ini tengah berfluktuasi baru-baru ini, Stefanus yakin rata-rata harga jual nikel bisa mencapai US$ 18.000 per ton sepanjang 2021.

"Untuk harga jangka panjang, kami perkirakan bisa mencapai US$ 21.000 per ton," kata Stefanus.

Sentimen itu yang membuat stefanus mengerek target harga saham INCO menjadi Rp 6.800 per saham dari sebelumnya Rp 6.000 per saham. Rekomendasinya tetap buy.

Selanjutnya: Saham-saham ini naik fantastis di masa pandemi, simak rekomendasi analis berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi