JAKARTA. Menjelang awal 2009, pengusaha makin gelisah. Alih-alih mendapat kontrak baru, satu per satu pembeli dari luar negeri malah menunda pembelian atau membatalkan kontrak pada 2009.Tentu ini kabar buruk. Sebab, pembatalan kontrak ekspor makin meluas. Setelah minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO), penundaan dan pembatalan kontrak merembet ke sektor lain, seperti karet, tekstil dan produk tekstil (TPT), perikanan, mebel, dan alas kaki.Tak ingin makin terpuruk, pengusaha mendesak pemerintah segera mewujudkan kebijakannya. Bahkan, sebanyak 22 asosiasi yang menggelar pertemuan pada Selasa (11/11), sepakat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan kondisi mereka saat ini. "Kami akan membuat surat dan minta waktu bertemu presiden karena kami ingin pemerintah segera menyelesaikan masalah keuangan," kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy, Rabu (12/11).
Pembatalan Kontrak Ekspor Semakin Meluas
JAKARTA. Menjelang awal 2009, pengusaha makin gelisah. Alih-alih mendapat kontrak baru, satu per satu pembeli dari luar negeri malah menunda pembelian atau membatalkan kontrak pada 2009.Tentu ini kabar buruk. Sebab, pembatalan kontrak ekspor makin meluas. Setelah minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO), penundaan dan pembatalan kontrak merembet ke sektor lain, seperti karet, tekstil dan produk tekstil (TPT), perikanan, mebel, dan alas kaki.Tak ingin makin terpuruk, pengusaha mendesak pemerintah segera mewujudkan kebijakannya. Bahkan, sebanyak 22 asosiasi yang menggelar pertemuan pada Selasa (11/11), sepakat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan kondisi mereka saat ini. "Kami akan membuat surat dan minta waktu bertemu presiden karena kami ingin pemerintah segera menyelesaikan masalah keuangan," kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy, Rabu (12/11).