Pembatasan BBM bersubsidi bikin bisnis jasa kurir berbenah



JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang akan melakukan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun depan ternyata juga berdampak pada bisnis jasa kurir atau pengiriman ekspress.Hal ini diakui oleh PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Sebagai imbas kebijakan itu, tahun depan, JNE akan menambah 500 unit sepeda motor sebagai alternatif kendaraan operasional di Jakarta.“Kalau kebijakan dari pemerintah tersebut benar akan dilaksanakan, itu akan membuat kami sedikit berbenah dan mengubah strategi. Kami juga tidak mau adanya pembengkakan di biaya operasional khususnya kendaraan roda empat. Untuk itu, kami merancang adanya konversi kendaraan operasional tahun depan,” ujar Johari Zen kepada KONTAN (23/12).Dia menambahkan, pembelian armada akan ditargetkan pada awal tahun 2011 mendatang. "Berapa kisarannya kami masih dalam proses diskusi,” terang Johari.Sementara itu, Visi Firman Corporate Communications Manager JNE menambahkan, dampak pembatasan BBM setidaknya akan membuat aktivitas pengiriman melalui roda empat sedikit tersendat. “Yah, 5% dari 100 mobil yang kita punya mungkin tidak akan beroperasi,” ujarnya singkat.Saat ini di memiliki 100 unit mobil dan 300 unit sepeda motor yang semuanya beroperasi setiap hari.Visi bilang, pembatasan BBM bersubsidi akan membuat biaya operasional naik hingga 10%. Walhasil, JNE juga memperkirakan harga ongkos kiriman juga akan naik 10%. Contohnya dari Rp 6.000 per kilo menjadi Rp 6.600 per kilo.Setiap hari khusus di Jakarta, arus pengiriman baik melalui motor atau mobil mencapai 15 ribu hingga 17 ribu kiriman paket. Desember ini, orderan naik 20% dari bulan biasa. “Kami mengharapkan pemerintah bisa mengkaji lagi kebijakan tersebut. Pasalnya juga akan berpengaruh pada semua lini bisnis. Tapi, kalau itu benar dilaksanakan kami juga mengimbangi dengan strategi tadi,” ujarnya kembali.Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Jasa Ekpress Indonesia (Asperindo) Syariffudin sebelumnya mengatakan bahwa pembatasan BBM bersubsidi tahun depan akan banyak mempengaruhi bisnis kurir, khsususnya perusahaan besar dengan mayoritas menggunakan armada operasional. “Wacana larangan sepeda motor saja sudah membuat mereka ketar-ketir, apalagi adanya pembatasan BBM bersubdsidi,” katanyaSekedar tambahan saja, bisnis pengiriman kurir, dokumen atau pun logistik setidaknya tumbuh 6% setiap tahun. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh di atas 6% tahun ini. Tetapi, komentar lain dilontarkan oleh Ketua Asperindo M. Kadrial yang mengatakan pertumbuhan bisa mencapai dua digit antara 10% hingga 12%.Menurut catatan Asperindo, di Jakarta dan sekitarnya, saat ini terdapat sekitar 30.000 unit sepeda motor milik para anggotanya yang beroperasi. Rata-rata dalam satu hari, setiap motor tersebut mampu mengantar 70 paket. Sehingga, ada sekitar 2,1 juta paket kiriman setiap harinya dengan nilai sekitar Rp 17,75 miliar hingga Rp 19,95 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie