KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Maskapai penerbangan global menargetkan meraih laba pada tahun ini. Setelah selama tiga tahun sebelumnya mengalami rugi besar akibat pandemi Covid-19. Cathay Pacific Airways misalnya menargetkan sudah meraup laba pada semester pertama tahun 2023 ini. Di mana periode sama tahun lalu, Cathay merugi HK$ 5 miliar. Keuntungan tersebut ditopang oleh naiknya harga tiket dan tingginya jumlah permintaan penerbangan setelah Covid ini mereda. Namun di tahun ini, Cathay tidak mau sesumbar soal target penumpang bisa melebihi dari sebelum Covid-19.
Chatay berhasil membukukan laba sebesar HK$ 1,9 miliar, setelah melakukan pemangkasan kepemilikan dari Air China menjadi 16,26% dari sebelumnya 18,13%.
Baca Juga: Mau ke Hong Kong? Ada 11.510 Tiket Pesawat Gratis, Begini Cara Mendapatkannya Dikatakan bahwa kinerja Air China tampak buruk terutama di tiga bulan belakangan ini, sehingga menyebabkan Cathay menanggung kerugian. Sementara itu, Emirate, Singapore Airlines, dan Qantas Airways juga menargetkan keuntungan di tahun ini, sebab tingginya permintaan penerbangan walaupun harga pesawat juga tinggi. Lebih lanjut, Cathay akan membayar dividen sebesar HK$ 1,52 miliar kepada pemerintah Hong Kong di akhir bulan ini. Cathay telah mengangkut sebanyak 1,42 juta penumpang di bulan Mei 2023, sementara dibandingkan bulan yang sama tahun lalu hanya sebanyak 58.000 penumpang, di mana Jepang dan Thailand adalah tujuan penerbangan yang paling populer. Proyeksi 2023 Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memproyeksikan bahwa laba bersih maskapai penerbangan akan mencapai US$ 9,8 miliar pada tahun 2023. Dua kali lipat lebih besar dari laba bersih tahun 2022 yang sebesar US$ 4,7 miliar.
Baca Juga: Perjalanan Maskapai Asia Akhir Tahun 2022 Diprediksi Capai Dua Pertiga Pra Pendemi Selain itu, laba operasional industri penerbangan diperkirakan akan mencapai US$ 22,4 miliar di tahun ini, jauh lebih baik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar US$ 10,1 miliar. IATA juga memproyeksikan sekitar 4,35 miliar orang akan melakukan perjalanan di tahun 2023 ini mendekati jumlah orang yang melakukan penerbangan di tahun 2019 sebesar 4,54 miliar.
Dari sisi pengangkutan barang, volume kargo diperkirakan mencapai 57,8 juta ton, turun dari volume kargo di 2019. Ini disebabkan adanya perlambatan perdangan internasional. Total pendapatan industri penerbangan global diperkirakan akan tumbuh 9,7% secara tahunan (
year on year/YoY) menjadi US$ 803 miliar. Ini bakal menjadi pendapatan pertama industri yang mencapai US$ 800 miliar sejak tahun 2019 yang sebesar US$ 838 miliar. “Kinerja keuangan maskapai penerbangan di tahun 2023 melampaui ekspektasi. Profitabilitas yang kuat didukung oleh beberapa perkembangan yang positif. Meski harga bahan bakar masih tinggi, tetapi telah berkurang di semester pertama tahun ini,” kata Direktur Jenderal IATA, Willie Walsh.
Editor: Yudho Winarto