Pembatasan Impor Semen Dorong Investasi



JAKARTA. Produsen semen asing sepertinya tak lagi leluasa menjual produknya di Indonesia. Pasalnya, pemerintah telah memberlakukan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40/M-DAG/PER/8/2013 tentang Ketentuan Impor Semen Clinker dan Semen. Beleid ini diyakini mampu meningkatkan investasi dari sektor semen di dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso bilang, selama ini, impor semen terus meningkat meskipun produksi semen di dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Dengan aturan ini, Widodo yakin, ke depan impor semen dan clinker (semen setengah jadi) akan semakin ketat sehingga tidak semua produsen semen asing bisa menjual produknya ke Indonesia. Imbasnya, "Perusahaan yang ada di Indonesia bisa lebih leluasa untuk berekspansi dan menarik investor baru untuk membangun pabrik." katanya, Kamis (5/12).


Beleid yang berlaku per 1 September 2013 hingga 1 September 2017 ini antara lain mengatur tentang impor semen putih berwarna artifisial dan tidak dengan kode tarif (HS) 2523.21.00.00, semen diwarnai dengan HS 2523.29.10.00 dan semen lain dengan HS 2523.29.90.00. Pembatasan impor juga dilakukan untuk semen alumina berkode HS 2523.30.00.00, dan semen hidrolik lainnya berkode HS 2523.90.00.00. Dengan pembatasan ini, hanya importir terdaftar yang mengantongi rekomendasi dari Kementerian Perindustrian yang bisa mengajukan izin impor semen-semen tersebut ke Kementerian Perdagangan.

Sementara yang diatur dalam impor clinker adalah produk dengan HS 2523.10.10.00, dan HS 2523.10.90.00. Hanya importir produsen yang memiliki fasilitas produksi terintegrasi di Indonesia dan punya rekomendasi Kemperin yang bisa mengimpor clinker ini.

Widodo bilang, konsumsi semen nasional yang tumbuh pesat mendorong produsen semen berekspansi untuk mendongkrak kapasitas produksi. Di sisi lain, impor semen dan clinker terus meningkat dari 700.000 ton pada 2012 dan diperkirakan naik jadi satu juta ton di 2013.

Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Dwi Soetjipto menilai, jika pasar semen nasional disesaki semen impor, utilisasi semen nasional terancam merosot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi