KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siap-siap berburu dividen saham. Tahun 2023 ini diperkirakan banyak emiten yang akan melakukan pembayaran dividen hasil kerja tahun 2022 dengan jumlah besar. Sepanjang tahun 2022, banyak perusahaan meraih untung besar. Terutama perusahaan di sektor pertambangan batubara, kelapa sawit, dan energi. Lonjakan harga minyak mentah dunia, batubara, dan CPO mendatangkan keuntungan besar. Walhasil, ada potensi pembayaran dividen yang semakin besar tahun 2023 ini.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2022 juga banyak perusahaan yang meraih untung besar dan melakukan pembayaran dividen jumbo. Rasio pembayaran dividen saham tersebut mencapai di atas 10% dari harga saham saat kebijakan diumumkan.
Baca Juga: Awas IHSG Hari Ini (19/1) Melemah! Pantau Saham Pilihan Analis Berikut Berikut daftar 10 emiten saham yang melakukan pembayaran dividen terbesar tahun 2022: PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) BSSR melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 1,13 triliun. Yield dividen saham BSSR tahun 2022 adalah 33,59% dengan nilai dividen Rp 972,52 per saham. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) MBAP melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 sebanyak Rp 556,60 miliar. Yield dividen saham MBAP mencapai 21,2%. Lalu nilai dividen per saham MBAP Rp 861,00. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) GEMS melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 4,28 triliun. Yield dividen saham GEMS mencapai 19,81%. Nilai dividen per saham GEMS adalah Rp 805,82. PT Indosat Tbk (ISAT) ISAT melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 9,49 triliun. Yield dividen saham ISAT sebesar 19,55%. Nilai dividen saham ISAT Rp 248,06. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) PTBA melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 835,38 miliar. Yield dividen saham PTBA sebesar 18,41%. Nilai dividen saham PTBA Rp688,52 per saham. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) ITMG melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 1,52 triliun. Yield dividen saham ITMG sebesar 17,56%. Nilai pembayaran dividen saham PTBA Rp 4.258,00 per saham. PT Indorama Synthetics (INDR) INDR melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 sebesar Rp 940 per saham. Yield dividen saham INDR adalah 16,21%. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) MPMX melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 496,30 miliar. Yield dividen saham MPMX sebesar 15,79%. Nilai pembayaran dividen saham MPMX sebesar Rp 180 per saham. PT Hexindo Adiperkasa (HEXA) HEXA melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 1,01 triliun. Nilai pembayaran dividen saham HEXA mencapai Rp 799,07 per lembar. Yield dividen saham HEXA sebesar 15,15% per saham. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) AMAG melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total dana Rp 250,07 miliar. Nilai pembayaran dividen saham AMAG Rp 50,00 per saham. Dividen yield saham AMAG sebesar 13,81% per saham Tips investor pemburu dividen saham Investor mesti cermat dalam mencuil cuan pembayaran dividen saham. Salah satu risiko dari dividen adalah perangkap dividen alias
dividend trap. Dividend trap terjadi ketika harga saham suatu emiten turun karena pembagian dividennya. Seringkali, harga saham akan jatuh pada tanggal
ex date dividend. Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo menilai, membeli saham hanya karena melihat besaran aspek
dividend yield yang tinggi dapat membuat investor terjebak dalam perangkap dividen. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk menggunakan strategi yang tepat ketika memilih saham yang membagikan dividen. Pertama, jangan hanya terpaku pada
dividend yield tinggi. Saat mencari saham pembagi dividen, seringkali investor tergoda untuk memilih saham dengan
yield tinggi. Menurut Handiman, pola ini tidak selalu menjadi strategi yang terbaik.
Baca Juga: Anggaran Puluhan Triliun, Inilah Saham-Saham Yang Berpotensi Cuan Jelang Pemilu 2024 Sebab, emiten dapat menawarkan
dividend yield yang tinggi hanya karena perusahaan tersebut berada dalam siklus bisnis yang menguntungkan, seperti yang terjadi pada emiten di sektor energi saat ini. Di sisi lain, ada juga perusahaan yang mungkin menawarkan
dividend yield yang sangat tinggi karena baru saja mendapatkan laba yang luar biasa, yang bisa saja tidak berulang kembali ke depan.
Dividend yield yang tinggi juga dapat tercipta dari penurunan harga saham, seiring dengan prospek perusahaan yang meredup. Dengan demikian, penting bagi investor untuk memahami alasan di balik tingginya
dividend yield. Kedua, cermati rasio pembayaran dividen atau
dividend payout ratio (DPR). Rasio pembayaran dividen lebih dari 100% tidak selalu menjadi indikator yang baik, karena rasio ini tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang. Handiman menilai, tidak ada patokan rasio pembayaran dividen karena besaran dividen akan sangat bervariasi antar sektor. Hanya, saja
dividend payout ratio antara 30% sampai 70% dianggap cukup menarik bagi pemegang saham dan cukup kondusif dalam mendukung pertumbuhan organik/anorganik suatu emiten. Ketiga, membedah kinerja keuangan emiten, seperti laba, arus kas, utang, ekuitas, dan potensi pertumbuhan. Misalkan, dividen yang sehat akan dibayarkan dari laba perusahaan saat ini, bukan dari laba ditahan. Contoh lainnya adalah sebuah perusahaan akan dapat membayar dividen jika memiliki kas yang cukup dan arus kas yang positif. Keempat, mencermati konsistensi emiten dalam membagikan dividen. Emiten dengan pertumbuhan laba bersih yang stabil dan/atau rutin dalam kebijakan dividen memiliki potensi pembagian yang lebih jelas. Kelima, senantiasa berhati-hati saat mengejar saham hanya karena pembagian dividennya. Menurut Handiman, waktu paling berisiko untuk membeli saham adalah ketika perusahaan sudah mengumumkan dividennya. Seringkali,
dividend hunter jangka pendek jatuh ke
dividend trap karena mereka membeli saham setelah perusahaan mengumumkan dividennya. Meskipun mungkin tidak menghilangkan risiko
dividend trap sepenuhnya, secara umum akan lebih baik bagi investor membeli saham jauh sebelum pengumuman pembagian dividen.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Indika Energy (INDY) yang Getol Diversifikasi ke Bisnis EV “Investor harus hati-hati mempelajari potensi dividen saham berdasarkan posisi laba bersih saat ini, kondisi keuangan, dan riwayat pembagian dividen. Namun, jauh lebih bijaksana untuk membeli saham karena potensi dividen jangka panjangnya,” kata Handiman. Handiman juga menyarankan investor untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi, yang terdiri dari saham berbagai sektor dan karakteristik bisnis. Saham growth stock bisa menjadi inti dari portofolio. Sementara itu, saham dengan
yield dividend tinggi dapat melengkapi susunan portofolio. Adapun saham pembagi dividen ala Mirae Asset Sekuritas yang bisa untuk investasi jangka panjang diantaranya saham
growth stock meliputi ACES, ADMF, AKRA, ARNA, ASGR, BBCA, BBRI, BJBR, BJTM, BMRI, BNGA, CLPI, DLTA, DVLA , EKAD, FISH, ICBP, IFII, INDF, KLBF, LPGI, MEGA, MERK, MFIN, MTDL, MYOR, PBID, POWR, PRDA, SCCO, SIDO, SMSM, TGKA, TLKM, TSPC, dan TOWR.
Lalu saham dengan
yield dividend tinggi yakni ADRO, BSSR, GEMS, HEXA, ITMG, MBAP, MPMX, NRCA, PTBA, TOTL, dan UNTR. Itulah daftar saham dengan pembayaran dividen tinggi pada tahun 2022. Semoga pembayaran dividen saham tahun 2023 ini lebih besar lagi! Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto