Pembayaran jasa kargo naik, neraca jasa defisit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan jasa masih menjadi penyumbang utama defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia kuartal ketiga 2017. Bahkan, jumlahnya sedikit meningkat dibanding kuartal sebelumnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit neraca perdagangan jasa periode Juli-September 2017 tercatat sebesar US$ 2,2 miliar, naik dari kuartal kedua yang tercatat sebesar US$ 2,18 miliar. Sementara itu, CAD kuartal ketiga tercatat US$ 4,3 miliar atau 1,65% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Berdasarkan data BI juga, defisit neraca jasa itu utamanya dipengaruhi oleh kenaikan defisit jasa transportasi. Bahkan, jasa transportasi selalu mencatat defisit sejak tahun 2010 silam.


Penyebabnya, "Karena naiknya pembayaran jasa freight (kargo) sejalan dengan meningkatnya impor barang," bunyi laporan BI yang dikutip Kontan.co.id, Minggu (12/11). Oleh karena itu, impor pada neraca perdagangan jasa juga selalu mencatat defisit.

Meski demikian, defisit jasa transportasi itu diimbangi oleh surplus neraca jasa perjalanan sebesar US$ 0,9 miliar, naik dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 0,8 miliar.

Sementara peningkatannya, dipengaruhi oleh kenaikan penerimaan jasa perjalanan seiring bertambahnya jumlah kunjungan turis ke Indonesia, yang melampaui kenaikan pembayaran jasa perjalanan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebelumnya mengatakan, neraca jasa yang mencatat defisit, selain defisit pada pendapatan primer menjadi tantangan ke depan. Selama ini, defisit neraca jasa terjadi karena kegiatan impor menggunakan jasa transportasi luar negeri.

"Defisit itu memang ada tantangan struktural kita yaitu defisit di neraca jasa dan di primary income yang membuat transaksi berjalan defisit," kata Agus beberapa waktu lalu.

Ia juga mengatakan, transaksi berjalan Indonesia yang masih mencatat defisit juga menjadi tantangan ke depan. Sebab, dibanding dengan negara-negara ASEAN 5, hanya transaksi berjalan Indonesia yang mencatat defisit. Agus bilang, transaksi berjalan Thailand surplus 11% dari PDB dan Vietnam surplus 4% dari PDB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto