KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak lama lagi, masyarakat tidak perlu lagi repot pembayaran penggunaan jalan tol. Kementerian PUPR tengah menyiapkan pembayaran jalan tol terbaru dengan sistem pembayaran nontunai nirsentuh. Sistem ini juga kerap disebut Multi Lane Free Flow (MLFF). Ini akan membuat salah satu sumber pemasukan bagi perbankan akan berkurang. Lantaran Bank Indonesia (BI) memberlakukan merchant discount rate (MDR) uang elektronik sebagai tarif yang dikenakan kepada merchant oleh bank. Tarif sebesar 0,5% ini akan dibayarkan oleh merchant kepada acquirer (bank) untuk setiap transaksi konsumen dalam penggunaan layanan. MDR merupakan kewajiban yang dibayarkan oleh merchant sehingga tidak diperbolehkan untuk dibebankan kepada konsumen yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga layanan.
Penerapan tarif ini juga sebagai bagian dari rencana implementasi MLFF di akhir 2022 lantaran tidak akan lagi menggunakan uang elektronik berbasis kartu sehingga investasi penerbit uang elektronik berbasis kartu tidak akan pulih.
Baca Juga: 4 Keunggulan MLFF Pengganti e-Toll, Antrian di Gerbang Tol Jadi Nol Detik Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menyatakan implementasi sistem transaksi tol non tunai nirsentuh berbasis Sistem MLFF ini akan dilakukan secara bertahap di beberapa ruas jalan tol. Tahap awal implementasi dimulai dengan masa transisi pada beberapa ruas jalan tol. “Dimana sebagian gardu pada setiap gerbang tol masih dapat menggunakan kartu tol elektronik. Penerapannya direncanakan akhir tahun 2022, sedangkan untuk ruas jalan tol yang akan diterapkan sistem tersebut pada akhir tahun masih dalam pembahasan,” ujar Danang kepada Kontan.co.id, Kamis (19/5). Saat ini, sistem pembayaran tersebut masih dalam proses riset pihak terkait, baik dari Badan Pengatur Jalan Tol (BUJT), Kementerian PUPR, dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Dengan diterapkannya teknologi transaksi nirsentuh di Jalan Tol ini, pengguna tol tidak perlu lagi berhenti di gerbang tol apalagi mengantri saat melakukan pembayaran. Lantaran, saldo uang elektronik berbasis server akan terpotong secara otomatis. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengakui penerapan sistem baru ini akan mempengaruhi kinerja uang elektronik berbasis kartu BRIZZI. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan saat ini penggunaan di tol dan transportasi mendominasi transaksi pemakaian BRIZZI. “Kendati demikian, BRI optimistis kinerja BRIZZI akan terus tumbuh positif ke depan. Strateginya yakni dengan terus meningkatkan akseptasi BRIZZI dengan meningkatkan kerja sama merchant,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id, Kamis (19/5). Ia menyatakan BRI mencatat terdapat 21 juta kartu elektronik BRIZZI yang beredar di masyarakat hingga kuartal pertama 2022. Seiring dengan itu, nilai transaksi uang elektronik BRIZZI ini mencapai Rp 1 triliun di tiga bulan pertama tahun ini. Ia menyatakan dengan normalisasi kegiatan sosial dan ekonomi di masyarakat serta dengan terus melandainya pandemi, tentunya akan berdampak pada peningkatan transaksi.
Baca Juga: Bakal Gantikan E-Toll, Apa Itu MLFF? Tak Perlu Berhenti Lagi saat Bayar Tol “Kemudahan top up BRIZZI menggunakan BRImo terus disosialisasikan sehingga nasabah tidak perlu khawatir saldo tidak cukup pada saat transaksi. Di sisi lain, bersama dengan QRIS dan BRImo, BRIZZI akan terus mengedukasi masyarakat untuk bertransaksi secara cashless,” tutur Aestika. Adapun Bank Central Asia berkomitmen mendukung kebijakan transisi e-toll ke sistem pembayaran nirsentuh (MLFF) sebagai alat pembayaran resmi jalan tol. Direktur BCA Santoso Liem menyatakan Perseroan akan mengkaji semaksimal mungkin ruang gerak kebijakan tersebut terhadap komitmen memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi segenap nasabah dan masyarakat. “Hingga April 2022, frekuensi transaksi Flazz BCA tercatat sebesar 207 juta transaksi,” tutur Santoso kepada Kontan.co.id.
Menurutnya, kartu Flazz BCA hadir sebagai kartu transaksi multifungsi dengan teknologi chip Radio Frequency Identification (RFID). Sehingga setiap uang elektronik berbasis kartu BCA ini dapat digunakan untuk transportasi umum, bayar tol, parkir, belanja di mini market. Terlebih, transaksi Flazz sudah bisa diterima di lebih dari 57.000 outlet merchant. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyatakan transaksi nir sentuh akan menjadi tren di masa mendatang. Sehingga, perbankan harus mengoptimalkan untuk penggunaan transaksi lainnya yang tidak hanya untuk pembayaran tol. Terlebih pendapatan perbankan lebih utama datang dari bisnis penyaluran kredit. Kendati, perbankan tetap mengoptimalkan pendapatan berbasis komisi seperti dari uang elektronik berbasis kartu ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi