Pembayaran turnkey proyek Waskita Beton tak terganjal moratorium



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penetapan moratorium pembangunan proyek jalan layang alias elevated oleh pemerintah tidak hanya memberikan dampak ke saham emiten konstruksi. Emiten yang mendukung proyek ini, seperti saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) juga terkena dampaknya.

Seperti diketahui, pasca-kecelakaan yang terjadi di proyek pembangunan Tol Becakayu, pemerintah langsung menerapkan moratorium pada beberapa proyek pembangunan jalan layang milik emiten BUMN karya pada Selasa (20/2) lalu. Saham emiten konstruksi pelat merah langsung terpuruk pada hari itu. 

Di saat yang sama, harga saham emiten pendukung proyek elevated, seperti WSBP ikut tumbang hingga 2,86%. Pelemahan itu terus berlanjut selama sepekan, di mana saham anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini sudah melorot sebesar 5,31% ke level Rp 464 per saham.


Walau moratorium ini berdampak negatif ke kinerja sahamnya, Sekretaris Perusahaan WSBP Ratna Ningrum mengatakan, moratorium ini belum memberikan dampak ke pembayaran kontrak untuk proyek Tol Becakayu.

"Sejauh ini moratorium belum memberikan dampak ke pembayaran turnkey proyek ini," ujarnya, Senin (26/2).

Hingga pekan kedua Februari 2018, WSBP telah mengantongi pembayaran turnkey sebesar Rp 2,37 triliun dari proyek tol Becakayu ruas 1b dan 1c. Emiten penghuni baru indeks saham LQ45 ini masih akan menerima kekurangan pembayaran dari proyek tol tersebut sebesar Rp 1 triliun. 

Itu sebabnya, WSBP optimistis arus kas operasional perusahaan bisa kembali positif di tahun ini.

Selain proyek tol Becakayu, WSBP terlibat dalam pembangunan proyek elevated lainnya. "Kami terlibat di proyek tol Jakarta-Cikampek II, tol Krian-Legundi-Bunder-Mayar, dan Cimanggis-Cibitung Toll Ways," ungkap Ratna.

Sepanjang tahun ini, WSBP menargetkan perolehan kontrak sebesar Rp 11,50 triliun. Perusahaan pun sedang mengincar proyek-proyek baru diantaranya ialah proyek tol Probolinggo-Banyuwangi serta proyek-proyek lainnya di Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini