Pembebasan lahan konstruksi jalan tol terhambat karena pemberlakuan PSBB



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memberi tantangan dalam pembangunan jalan tol, salah satunya pada pembebasan lahan.

Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk M. Agus Setiawan menyebutkan pada setiap pembangunan proyek jalan tol mempunyai kendala dan tantangan masing-masing. Selama masa pandemi ini, di beberapa lokasi proyek menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga proses pembebasan tanah seperti pengumuman, musyawarah, hingga pembayaran yang biasanya dilakukan dengan mengundang masyarakat menjadi terhambat.

Ia memaparkan, beberapa kendala yang terjadi seperti penolakan harga, permasalahan kepemilikan lahan/tanah, pencarian tanah pengganti, dan lainnya. Namun permasalahan terkait tanah tersebut diserahkan ke pihak lembaga pengadilan di wilayah setempat untuk diproses tahap penyelesaiannya.


Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sehingga kegiatan pembebasan tanah akan sangat bergantung dengan kebijakan di kantor BPN dan PPK.

"Dalam rangka percepatan pengadaan tanah, Jasa Marga selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) beserta stakeholder terkait seperti kontraktor pembangunan jalan tol, membantu PPK dan BPN untuk melakukan koordinasi dan mengawal kelancaran pembebasan tanah dengan masyarakat dan pemilik tanah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan selama prosesnya," jelasnya kepada kontan.co.id, Jumat (2/10).

Salah satu proyeknya yang terkendala pembebasan lahan yakni, Jalan Tol Cinere-Serpong. Agus menjelaskan proyek sepanjang 10,14 km ini terbagi menjadi 2 seksi.

Baca Juga: WSKT menanti pengumuman pemenang tender commercial centre senilai Rp 1 triliun

Lebih lanjut, Seksi 1 Serpong-Pamulang yang mana hingga 25 September 2020, pembebasan lahan mencapai 97,16% dan konstruksi 95,23%. Seksi 2 Pamulang-Cinere yang mana hingga 25 September 2020, pembebasan lahan mencapai 81,36% dan konstruksi 67,76%.

"Secara keseluruhan pembebasan lahan proyek Jalan Tol Cinere-Serpong telah mencapai 92,63% dan konstruksi mencapai 86,76%," paparnya. Adapun proyek ini direncanakan beroperasi pada awal 2021.

Selain proyek tersebut, emiten berkode saham JSMR juga sedang mengerjakan 6 proyek lainnya yaitu Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Seksi 1, Jalan Tol Cengkareng-Kunciran, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Paket 3, Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi 3A, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi 1 dan 5, dan Jalan Tol Manado-Bitung Seksi 2B.

Di sisi lain, Agus memaparkan perbandingan volume lalu lintas harian (LHR) antara periode PSBB dan new normal. Ia menyebutkan berdasarkan hasil evaluasi JSMR terhadap volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) periode PSBB (13 April s.d 30 September 2020) terdapat penurunan sekitar 25%-30% dari periode normal sebelum Covid-19 (Februari 2020).

"Untuk volume LHR JM Group pada saat periode New Normal (5 Juni-30 September 2020) terdapat penurunan sebesar 15%-20% dari periodeĀ  normal sebelum Covid-19 (Februari 2020)," tutupnya.

Selanjutnya: Kementerian PUPR tawarkan proyek senilai Rp 21,7 triliun lewat skema KPBU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .