JAKARTA. Pembangunan Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) senilai Rp 35 triliun di Kabupaten Batang, Jawa Tengah terlihat jauh dari jadwal selesai di bulan September 2014 mendatang. Padahal proyek tersebut sudah dimulai sejak Oktober 2012. Pembangunan PLTU ini menuai banyak protes, baik dari warga terkait pembebasan lahan, sampai organisasi lingkungan seperti Greenpeace dan Walhi. Namun, pembangunan mega proyek yang masuk dalam proyek Fast Track 10.000 Megawatt ini diklaim mengalami kemajuan. Bagiyo Riawan, Direktur Pengadaan Strategis dan Energi Primer PT PLN mengemukakan, sudah ada titik cerah dalam pembangunan pembangkit dengan kapasitas 2.000 MW. Lokasi pembangunan pun tidak akan dipindah.
Pembebasan Lahan PLTU Batang sudah 85%
JAKARTA. Pembangunan Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) senilai Rp 35 triliun di Kabupaten Batang, Jawa Tengah terlihat jauh dari jadwal selesai di bulan September 2014 mendatang. Padahal proyek tersebut sudah dimulai sejak Oktober 2012. Pembangunan PLTU ini menuai banyak protes, baik dari warga terkait pembebasan lahan, sampai organisasi lingkungan seperti Greenpeace dan Walhi. Namun, pembangunan mega proyek yang masuk dalam proyek Fast Track 10.000 Megawatt ini diklaim mengalami kemajuan. Bagiyo Riawan, Direktur Pengadaan Strategis dan Energi Primer PT PLN mengemukakan, sudah ada titik cerah dalam pembangunan pembangkit dengan kapasitas 2.000 MW. Lokasi pembangunan pun tidak akan dipindah.