Pembeli serbu pusat penjualan emas



JAKARTA. Pusat perdagangan emas di Melawai Plaza, Jakarta, terbilang lengang. Namun, siapa sangka, omzet pedagang emas di sini bisa mencapai miliaran rupiah per hari. Memudarnya kilau emas pekan-pekan terakhir ini membawa rezeki bagi pedagang emas. Omzet yang bisa diraup bisa mencapai Rp 1,9 miliar per hari.

Memudarnya kilau emas pekan-pekan terakhir ini membawa rezeki bagi para pedagangan emas. Para pedagangan yang umumnya telah berjualan selama lebih dari 10 tahun, bisa meraup omzet hingga Rp 1,9 miliar per hari.

Toko Emas Mutiara Gold and Jewellery misalnya, selalu kebanjiran pesanan logam mulia diatas 100 gram per pembeli. "Minggu-minggu ini banyak yang beli. Karena pembeli yakin, harga emas akan naik lagi," ujar Maswar, pedagang toko emas Mutiara Gold and Jewellery kepada KONTAN, Jumat (19/4).


Menurutnya, pembeli lebih banyak mengincar logam mulia ketimbang perhiasan. Sebab, logam mulia bisa dijual lagi dengan mudah. Saat ini, Mutiara Gold and Jewellery menjual harga logam mulia Rp 495.000 per gram. Sedangkan harga per gram perhiasan beserta ongkos pembuatan dipatok Rp 395.000. Adapun selisih harga pembelian kembali (buyback) mencapai Rp 20.000 per gram.

Senada dengan Mutiara Jewellery, toko perhiasan V&Co juga mendulang pundi-pundi rupiah yang fantastis. Toko ini mengalami peningkatan permintaan logam mulia. Bahkan, per hari bisa menjual hingga 4 kilogram logam mulia. "Paling sedikit, kita jual 2,5 kilogram. Pernah dalam sehari menjual 4 kilogram," tutur Ilham, pedagang V&Co.

Saat ini, V&Co menjual logam mulia Rp 492.000 per gram. Adapun harga jual perhiasan beserta ongkos pembuatannya, yakni Rp 430.000.Salah satu pembeli emas, Milka, mengaku tertarik membeli emas lantaran memanfaatkan momentum penurunan harga emas sepekan terakhir.

Baginya, membeli emas adalah bagian dari menabung (investasi) dan untuk koleksi perhiasan. Saat ini, ia lebih sering memburu logam mulia daripada perhiasan.

Lain lagi dengan Kiki. Salah satu pembeli emas di sentra perdagangan emas Cikini, Jakarta, mengaku tidak tahu bahwa harga emas dunia tengah turun. Ia memang berniat mencari emas dalam bentuk cincin. Baginya, momentum pembelian emas tidak bergantung pada harga, tetapi kebutuhan.

Wanita yang berprofesi sebagai seniman ini lebih menyukai emas dalam bentuk perhiasan ketimbang logam mulia. "Saya lebih suka perhiasan karena bisa dipakai sebagai aksesoris," ujarnya.

Ketika KONTAN menyambangi Cikini, Kamis (18/4), sentra perdagangan emas ini lebih ramai ketimbang Melawai. Pembeli tak henti-hentinya berdatangan sejak pagi hingga sore hari. Pembeli yang didominasi ibu-ibu, lebih banyak mencari emas dalam bentuk perhiasan.

Toko emas Cakra Kirana mengaku, omzetnya tidak terlalu signifikan, meski pembeli banyak berdatangan. Sebab, selain menjual, toko emas ini juga melayani buyback. Saat ini, harga logam mulia yang dijual Cakra Kirana mencapai Rp 480.000 per gram. Harga ini lebih murah dibanding harga emas PT Aneka Tambang, yakni Rp 541.000 per gram.

Harga emas yang ditetapkan Cakra Kirana mengikuti harga emas di pasar spot dikali kurs dollar AS, kemudian dibagi 31,3. Sedangkan emas perhiasan dijual dengan harga Rp 400.000 per gram, tergantung model dan karatnya. "Pembeli memang cukup ramai. Tapi lebih ramai ketika menjelang hari raya," tutur Tanti, pemilik Toko Emas Cakra Kirana.

Tanti menambahkan, lebih untung menjual perhiasan ketimbang logam mulia. Sebab, dalam menjual perhiasan terdapat ongkos membuat. Selain meraup untung dari penjualan perhiasan, pihaknya juga mendulang rupiah dari hasil buyback. Harga buyback memiliki selisih antara Rp 3.000-Rp 5.000 per gram, lebih murah dibanding harga jual pada saat yang sama.

Toko emas lainnya, Himalaya, mengakui adanya peningkatan pembeli. Namun, pembeli justru lebih ramai ketika harga emas melambung. Soal karakteristik pembeli, hampir sama peminat logam mulia dan perhiasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati