KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembelian beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di ritel modern dibatasi. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan,pengaturan pembatasan pembelian beras di ritel modern dikhususkan pada beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan oleh Perum Bulog. Arief menegaskan bahwa beras SPHP yang berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini merupakan strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan penyaluran sehingga masyarakat dapat lebih mudah memperolehnya. “Untuk jenis beras yang dibatasi 2 pack di pasar ritel, hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog," kata Arief dalam keterangan tertulis, Selasa (3/10).
Baca Juga: Harga Beras Naik, Mendagri Sarankan Masyarakat Beralih Konsumsi Jagung Hingga Ubi Sedangkan untuk beras komersial, Arief mengatakan bergantung pada kebijakan ritel masing-masing. Arief mengatakan pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern merupakan kebijakan yang mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja bijak. Ia memastikan stok beras yang dikelola pemerintah aman dan akan terus diperkuat, terlebih dalam menghadapi kekeringan sebagai dampak El Nino. “Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900/kg dan setiap rumah logikanya cukup dengan 2 pack. Apalagi kualitas beras SPHP Bulog ini berkualitas premium. Tentunya masyarakat kami ajak bersama untuk senantiasa berbelanja bijak, yang artinya sesuai dengan kebutuhan, tidak perlu belanja berlebihan di atas kebutuhan normal,” ujar Arief. Hingga hari ini stok beras Bulog menurutnya ada pada posisi aman dimana secured stok ada di angka 1,8 juta ton. Jumlah tersebut akan bertambah lagi pada November nanti. "Pemerintah bersama Bulog akan selalu bekerja keras. Memang ada kemungkinan terjadi penurunan produksi beras nasional, terutama jelang akhir tahun. Akan tetapi kita optimis kebutuhan konsumsi nasional terhadap beras tercukupi, sehingga semua pihak dari hulu sampai hilir harus hand in hand,” ujar Arief. Diketahui, penyaluran beras SPHP telah diperluas pada ritel modern dan masuk ke Ramayana, Indomaret, Alfamart, Hypermart, Lotte, dan Super Indo. Meskipun dijual melalui ritel modern, harga beras tetap konsisten pada harga maksimal Rp 10.900/kg.
Baca Juga: BPS Beberkan Penyebab Lonjakan Harga Beras, Apa Itu? Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita memastikan, pasokan beras senantiasa cukup dengan gelontoran yang terus dilakukan secara masif ke semua lini pasar. Bulog akan terus membanjiri pasar dengan stok CBP sebagai bentuk intervensi pasar bersama pemerintah.
"Sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional bahwa memang Bulog dalam hal ini mendistribusikan CBP, baik ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan juga kita membanjiri seluruh retail-retail modern dan seluruh pasar. Hari ini kita akan drop di Superindo sesuai permintaan kebutuhannya dan masyarakat akan tetap mendapatkan beras yang terjangkau di seluruh ritel modern. Jadi tidak perlu khawatir karena berasnya banyak," ujar Febby. Adapun sampai 2 Oktober, Bulog telah merealisasikan beras SPHP di tingkat konsumen mencapai 799.000 ton. Wilayah yang paling banyak digelontorkan beras SPHP selama 2023 ini adalah DKI Jakarta dan Banten yang tercatat total 174.000 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi