JAKARTA. International Monetary Fund (IMF) selalu menuai kontroversi saat melibatkan Indonesia dalam sistem keuangannya. Bank Indonesia (BI) menyatakan, rencana pembelian surat utang terbitan Dana Moneter Internasional senilai US$ 1 miliar masih sangat panjang. “Tentu saja prosesnya tidak singkat, lagi pula, dana tersebut belum tentu digunakan oleh IMF,” jelas Darmin Nasution, Gubernur BI. Ia memaparkan, IMF berencana menerbitkan surat utang tersebut sebagai
second defense atau pertahanan lapis dua. “Jika cadangan mereka sudah di bawah US$ 100 miliar, dana tersebut baru dipakai,” paparnya.
IMF berencana menerbitkan surat utang tersebut sebagai second defense atau pertahanan lapis dua.
Berdasarkan catatan BI, saat ini IMF masih memiliki dana sekitar US$ 400 miliar. Jadi, likuiditas yang berasal dari anggota senilai US$ 1 miliar bersifat
optional. Penetapan besaran setoran ke IMF itu merupakan hasil kesepakatan negara-negara di kawasan ASEAN. Tak hanya Indonesia, “Negara lain juga membeli surat utang IMF,” ungkap Darmin. Jika jadi membeli, bank sentral berencana memakai dana cadangan devisa. Tercatat, hingga akhir Juni 2012, cadangan devisa yang disimpan BI mencapai US$ 106,5 miliar. Nilai itu setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selama ini, cadangan tersebut juga diinvestasikan ke beberapa surat utang milik negara lain seperti Amerika Serikat (AS), Australia dan Jerman. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: