Pembelian tank Leopard rumit karena terlalu banyak kepentingan



JAKARTA. Rencana pembelian tank Leopard dari Belanda menjadi rumit karena terlalu banyak kepentingan yang bermain. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPR Pramono Anung, Kamis (19/1).“Sepertinya internal pemerintah pun belum solid dalam hal ini, jadi merembet ke DPR. Sebenarnya kan bisa sederhana, untuk membeli tank kalau harga dianggap terlalu mahal, bisa dilakukan perbandingan. DPR bisa cek langsung,” ujarnya.Ia mengakui saat ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) membutuhkan persenjataan yang lebih kuat. Namun menurutnya tiap pengadaan alutsista (alat utama sistem senjata) harus dilakukan secara terbuka dan jangan hanya lewat satu produsen saja dan harus ada perbandingan. Malah menurutnya, pemerintah harus memiliki keinginan politik menggenjot industri alutsista dalam negeri. “Lebih bagus lagi kalau industri dalam negeri bisa didorong membuat sendiri. Ini sebenarnya harus jadi gerakan nasional,” imbuhnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Leopard merupakan tank bekas dari Belanda. Rencananya pemerintah akan membeli 100 unit tank dengan total harga US$ 280 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test