Pembenahan Terus Berlanjut, Analis Sebut, Kinerja BUMN Berpotensi Membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Holding BUMN Pertambangan atau Mind ID pada Selasa (21/3)  memutuskan pemisahan antara Mind ID dan PT Indonesia Asahan Alumunium.

Semula, Mind ID dan Inalum merupakan satu entitas. Dengan pemisahan ini maka Inalum resmi menjadi anggota holding.

Melalui pemisahan ini, Inalum sejajar dengan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, PT Freeport Indonesia, dan PT Vale Indonesia Tbk.


Inalum juga akan fokus pada pengembangan industri aluminium nasional dan melakukan ekspansi bisnis yang lebih besar, peningkatan modal usaha, dan memberikan manfaat yang sustainable kepada seluruh pemangku kepentingan.

Baca Juga: Telkom (TLKM) Proyeksikan Kenaikan Trafik Hingga 30% Selama Ramadan Tahun Ini

Langkah ini merupakan lanjutan pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).  Head of Research Jarvis Asset Management, Andri Ngaserin menilai, setelah Kementerian BUMN melakukan pembenahan  banyak perusahaan pelat merah menunjukkan perbaikan kinerja.

Pembenahan itu tak lepas dari strategi Menteri BUMN, Erick Thohir yang  memboyong beberapa profesional menjadi direksi, atau komisaris atau staf khusus di perusahaan BUMN.

"Cara seperti itu menyeimbangankan antara kebutuhan sektor swasta dengan birokrat. Sehingga transformasi BUMN menjadi lebih maju dan cepat,” kata Andri, dalam keterangannya, Jumat (24/3). 

Baca Juga: Gerbong Itu Bergerak, IFG Merombak Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama

Bersama dengan duet Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Pahala Mansury,  Kemenrerian BUMN membenahi bank pwlat merah dengan mengurangi tumpeng tindih kredit. Selain itu pembentukan beberapa holding perusahaan BUMN juga  efektif meningkatkan kinerja keuangan perusahaan milik negara tersebut.

Ia mencontohkan pembentukan holding BUMN ultra mikro yang berpotensi meningkatkan kinerja Bank Rakyat Indonesia (BRI), Permodalan Nasional Madani dan PT Pegadaian. .

"Sebab banyak infrastruktur dan sumberdaya mereka yang bisa disinergikan bersama untuk meningkatkan kinerja keuangan. Sehingga secara umum kinerja keuangan perusahaan BUMN semakin sehat,”papar Andri.

Baca Juga: Omnibus Law ala Kementerian BUMN: 45 Peraturan Akan Disederhanakan Jadi 3 Saja

Selain itu, saat ini BUMN tak semata-mata mengandalkan tambahan modal dari APBN. Jika BUMN terus mengandalkan APBN untuk penggembangan usahanya, maka akan membebani keuangan negara.

Contohnya rencana penawaran saham perdana (IPO) Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu Energy (PHE), Pupuk Kalimantan Timur (PKT), dan Palm Co.  Dengan IPO akan membuat mereka menjadi lebih transparan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian