KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk membentuk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata, masih menunggu kehadiran payung hukumnya. Salah satu perusahaan yang akan tergabung dalam holding ini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengemukakan pihaknya masih menunggu kehadiran Peraturan Pemerintah (PP). "PP terkait pembentukan holding sedang disusun dan ditunggu," ujar Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra saat dihubungi oleh Kontan, Selasa (23/3). Sementara itu, BUMN sendiri masih belum merespon pertanyaan yang diajukan. Struktur holding pariwisata sendiri dipimpin PT Survei Udara Penas dengan anggota holding meliputi Garuda Indonesia, Angkasa Pura (AP) I dan II, AirNav, ITDC, Sarinah, Hotel Indonesia Natour, Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC), dan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (TWC).
Pembentukan holding pariwisata masih menunggu finalisasi payung hukum dari pemerintah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk membentuk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata, masih menunggu kehadiran payung hukumnya. Salah satu perusahaan yang akan tergabung dalam holding ini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengemukakan pihaknya masih menunggu kehadiran Peraturan Pemerintah (PP). "PP terkait pembentukan holding sedang disusun dan ditunggu," ujar Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra saat dihubungi oleh Kontan, Selasa (23/3). Sementara itu, BUMN sendiri masih belum merespon pertanyaan yang diajukan. Struktur holding pariwisata sendiri dipimpin PT Survei Udara Penas dengan anggota holding meliputi Garuda Indonesia, Angkasa Pura (AP) I dan II, AirNav, ITDC, Sarinah, Hotel Indonesia Natour, Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC), dan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (TWC).