KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi finansial (tekfin) berbasis
peer to peer lending optimistis minat pemberi pinjaman alias
lender asing berinvestasi di Indonesia bisa terus meningkat. PT Investree Radhika Jaya (Investree), semisal, memperkirakan pemberi pinjaman asing bisa bertambah dua kali lipat di 2018. C
o-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, saat ini Investree memiliki
lender sebanyak 30.000 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 20.000
lender di antaranya yang aktif bertransaksi. Dari lender yang aktif, jumlah
lender asing menyumbang kurang dari 5%. "Estimasinya meningkat dua kali lipat dari sisi jumlah
lender. Namun lokal masih akan tetap mendominasi," kata Adrian kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya menyebutkan, porsi
lender asing masih belum sebesar investor lokal. Setidaknya dari jumlah investor sebanyak 50.000 investor, jumlah
lender asing hampir 10%. "Untuk
lender asing kami tidak ada target, yang penting ada
balance. Kami sangat senang bisa menarik uang asing masuk ke Indonesia. Buat kami cukup membanggakan," kata Reynold. Pemain tekfin P2P yang lain, Akseleran masih akan memfokuskan investor dalam negeri meskipun tak memungkiri minat asing memang besar. "Ada beberapa cukup tertarik. Namun karena masalah pajak warga negara asing (WNA) akan cukup susah untuk kami bantu hitungkan, maka kami mau fokus dulu ke yang domisili indonesia," kata Christopher Gultom, Direktur Akseleran Sampai akhir Mei 2018, Akseleran sudah menyalurkan pembiayaan Rp 53 miliar sampai Rp 54 miliar. Sedangkan jumlah anggotanya mencapai sekitar 15.000 orang. Jumlah
lender asing di Crowdo Indonesia justru memiliki porsi dominan yakni 60% dari total pemberi pinjaman hingga akhir kuartal I-2018.
General Manager Crowdo Indonesia Cally Alexandra mengatakan, hingga Maret 2018, pihaknya sudah menyalurkan dana dari investor asing senilai Rp 100 miliar dengan total proyek yang didanai lebih dari 3.500 proyek. Hingga akhir 2018, Crowdo memperkirakan jumlah
lender asing masih akan tetap dominan. "Kami melihatnya masih positif ke depan, porsi
lender asing masih akan 60%," kata Cally. Ketertarikan asing masuk dan berinvestasi di Indonesia karena tingkat suku bunga di luar negeri lebih rendah dibanding di Indonesia. Saat ini, Crowdo Indonesia sudah memiliki 35.000 anggota yang tergabung. Perusahaan ini memperkirakan jumlah anggota bisa mencapai 100.000 orang di akhir 2018.
Sementara itu target penyaluran pembiayaan Rp 20 miliar–Rp 30 miliar per bulan. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kata Cally, tahun lalu Crowdo menyalurkan pembiayaan Rp 10 miliar–Rp 15 miliar per bulan. "Tahun ini kami memproyeksikan total pembiayaan mencapai Rp 500 miliar," kata Cally, Kamis (31/5). Namun, dia tak menyebutkan realisasi pembiayaan di tahun lalu. Hanya saja, ia meyakini bisa meningkatkan jumlah dan target pembiayaan yang lebih tinggi dibanding realisasi akhir tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia