JAKARTA. Menjelang akhir tahun, multifinance yang fokus pada pembiayaan alat berat semakin merasakan penurunan kinerja. Penyaluran pembiayaan berkurang hingga 50%. Hal itu merupakan imbas melemahnya harga komoditas akibat krisis global dan menurunnya permintaan batubara oleh China serta India. Penurunan pembiayaan terjadi di Buana Finance, hanya menyalurkan kredit alat berat Rp 187 miliar selama Oktober 2012. Ini lebih rendah ketimbang rata-rata pembiayaan per bulan Rp 220 miliar. Sepanjang Januari-Oktober 2012, perusahaan menyalurkan pembiayaan alat berat Rp 2,32 triliun. Sektor yang mengalami penurunan di pertambangan seperti batu bara, nikel dan bauksit. Sementara, permintaan alat berat di sektor perkebunan seperti coklat dan kelapa sawit masih stabil. "Kondisi pasar alat berat melemah, pembiayaannya ikut turun," kata Sudiono Pujo, Sekretaris Perusahaan Buana Finance, Kamis (8/11).
Pembiayaan alat berat anjlok 50%
JAKARTA. Menjelang akhir tahun, multifinance yang fokus pada pembiayaan alat berat semakin merasakan penurunan kinerja. Penyaluran pembiayaan berkurang hingga 50%. Hal itu merupakan imbas melemahnya harga komoditas akibat krisis global dan menurunnya permintaan batubara oleh China serta India. Penurunan pembiayaan terjadi di Buana Finance, hanya menyalurkan kredit alat berat Rp 187 miliar selama Oktober 2012. Ini lebih rendah ketimbang rata-rata pembiayaan per bulan Rp 220 miliar. Sepanjang Januari-Oktober 2012, perusahaan menyalurkan pembiayaan alat berat Rp 2,32 triliun. Sektor yang mengalami penurunan di pertambangan seperti batu bara, nikel dan bauksit. Sementara, permintaan alat berat di sektor perkebunan seperti coklat dan kelapa sawit masih stabil. "Kondisi pasar alat berat melemah, pembiayaannya ikut turun," kata Sudiono Pujo, Sekretaris Perusahaan Buana Finance, Kamis (8/11).