KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis alat berat tumbuh subur tahun ini. Sejalan dengan naiknya permintaan terdorong membaiknya harga komoditas hingga masifnya proyek pembangunan infrstruktut. Hal ini pun ikut mendorong kinerja dari perusahaan pembiayaan. PT BFI Finance Indonesia misalnya mengaku pembiayaan ke segmen ini meningkat signifikan hingga kuartal ketiga tahun ini. "Pertumbuhan di alat berat berhasil naik sekitar 30% dari tahun lalu," kata Direktur BFI Finance Sudjono, Rabu (15/11). Menurutnya bisnis pembiayaan alat berat tahun ini memang terbilang jauh lebih menggembirakan. Maklum saja, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan alat berat di pasaran cenderung lesu. Hal ini tak lepas dari jatuhnya harga komoditas. Tentunya kondisi tersebut membuat industri pemakai alat berat seperti pertambangan akhirnya menahan ekspansi. Nah, setelah harga komoditas menunjukan perbaikan sejak akhir tahun kemarin, permintaan alat berat pun turut terkerek. Saat ini, porsi pembiayaan alat berat di BFI Finance sendiri mencapai sekitar 13% dari total piutang pembiayaan perseroan yang mencapai Rp 14,9 triliun di akhir September kemarin. Dalam beberapa waktu ke depan, ia optimis pergerakan harga komoditas masih akan tetap mendorong kebutuhan alat berat oleh pelaku usaha. Dus, pembiayaan ke segmen ini pun diyakini akan tetap tumbuh positif. Ditambah lagi, geliat proyek infrastruktur masih akan berlanjut di tahun depan. Sehingga kepercayaan diri perseroan di bisnis ini pun masih cukup tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pembiayaan alat berat BFI Finance melompat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis alat berat tumbuh subur tahun ini. Sejalan dengan naiknya permintaan terdorong membaiknya harga komoditas hingga masifnya proyek pembangunan infrstruktut. Hal ini pun ikut mendorong kinerja dari perusahaan pembiayaan. PT BFI Finance Indonesia misalnya mengaku pembiayaan ke segmen ini meningkat signifikan hingga kuartal ketiga tahun ini. "Pertumbuhan di alat berat berhasil naik sekitar 30% dari tahun lalu," kata Direktur BFI Finance Sudjono, Rabu (15/11). Menurutnya bisnis pembiayaan alat berat tahun ini memang terbilang jauh lebih menggembirakan. Maklum saja, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan alat berat di pasaran cenderung lesu. Hal ini tak lepas dari jatuhnya harga komoditas. Tentunya kondisi tersebut membuat industri pemakai alat berat seperti pertambangan akhirnya menahan ekspansi. Nah, setelah harga komoditas menunjukan perbaikan sejak akhir tahun kemarin, permintaan alat berat pun turut terkerek. Saat ini, porsi pembiayaan alat berat di BFI Finance sendiri mencapai sekitar 13% dari total piutang pembiayaan perseroan yang mencapai Rp 14,9 triliun di akhir September kemarin. Dalam beberapa waktu ke depan, ia optimis pergerakan harga komoditas masih akan tetap mendorong kebutuhan alat berat oleh pelaku usaha. Dus, pembiayaan ke segmen ini pun diyakini akan tetap tumbuh positif. Ditambah lagi, geliat proyek infrastruktur masih akan berlanjut di tahun depan. Sehingga kepercayaan diri perseroan di bisnis ini pun masih cukup tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News