Pembiayaan alat berat diprediksi masih sulit tumbuh tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance mengalami tekanan berat pada 2019 lalu. Hal ini tak terlepas dari ketidakpastian ekonomi global setelah perang dagang antara Amerika Serikat dan China memanas.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W. Budiawan mengatakan, sektor Industri Keuangan Non Bank juga sangat dipengaruhi volatilitas kondisi global tersebut, terutama untuk pembiayaan alat berat yang masih sangat sensitif dengan harga komoditas global.

Baca Juga: LPS menggunting bunga 25 bps menjadi 6%

"Pertumbuhan industri pembiayaan pada tahun 2019 masih mengalami peningkatan yang cukup baik walaupun industri mengalami tekanan eksternal yang cukup berat, kondisi industri multifinance pada 2020 ini belum sepenuhnya membaik," Kata Bambang kepada Kontan.co.id,

Bambang bilang, dalam periode 3 tahun terakhir yang menjadi masa-masa sulit bagi industri pembiayaan, terutama bagi perusahaan yang bergerak di pembiayaan alat-alat berat mengingat harga komoditas sektor pertambangan masih belum terlihat menggeliat.

Industri pembiayaan diharapkan tahun 2020 dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan piutang pembiayaan dan penyediaan aspek perlindungan konsumen, sehingga dengan sendirinya akan tercipta market confidence terhadap industri pembiayaan yang dapat berdampak pada pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

"OJK menaruh harapan dan keyakinan yang sangat besar terhadap industri pembiayaan untuk terus tumbuh secara sehat dan kredibel, serta memiliki daya tahan terhadap krisis," tambah Bambang.

Baca Juga: Di tengah wabah corona, bank sentral China permudah aturan transfer dana

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno prediksi di tahun ini pembiayaan alat berat masih sulit untuk tumbuh. "Sebenarnya yang menjadi andalan multifinance selain sektor otomotif yaitu alat berat. Namun di tahun ini sektor alat berat kemungkinan masih belum tumbuh,"kata Suwandi.

Menurut data dari OJK, pembiayaan alat berat per November 2019 tercatat sebesar Rp 36,496 triliun atau minus 3,75% dibandingkan pada November 2018 tercatat sebesar Rp 37,865 triliun.

Editor: Tendi Mahadi