KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan atau
multifinance catatkan peningkatan yang cukup signifikan untuk pembiayaan alat berat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Juli 2019 pembiayaan alat berat berjumlah Rp 36,9 triliun. Jumlah tersebut meningkat 4,34% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 35,4 triliun. Di saat industri pembiayaan mengalami pertumbuhan pada sektor alat berat, kondisi sebaliknya terjadi pada bisnis pembiayaan alat berat Mandiri Tunas Finance (MTF).
Baca Juga: Defisit BPJS Kesehatan bisa mencapai Rp 77,9 triliun pada 2024 bila iuran tak naik Hingga Juli 2019 total pembiayaan alat berat MTF mencapai Rp 842 miliar, atau turun signifikan sebesar 55,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 1,9 triliun. "Untuk alat berat kita ikuti arahan induk perusahaan yaitu alat berat di jaga di bawah 10% dari total pembiayaan dan saya perkirakan 8% di akhir tahun dari total pembiayaan MTF, namun ditingkatkan ke portofolio
commercial car," ujar Direktur PT Mandiri Tunas Finance, Harjanto Tjitohardjojo kepada Kontan.co.id, Senin (2/9). Menurut Harjanto, secara
year to date (ytd) Juli 2019 total pembiayaan MTF Rp 15,9 triliun. Sektor yang di fokuskan oleh MTF adalah sektor Infrastruktur dan Logistik. Sementara untuk pertambangan dan perkebunan, perseroan masih bersikap selektif. "MTF fokus alat berat di Logistik seperti
head tractor untuk
container, kendaraan untuk gudang, serta infrastruktur," jelasnya.
Baca Juga: Syukurlah, OJK akhirnya akan bentuk lembaga penyelesaian sengketa fintech Namun demikian, Harjanto bilang untuk mobil komersial mengalami peningkatan yang tinggi. Untuk pembiayaan Truk komersil bulan Juli 2019 sebesar Rp 3,4 triliun alias naik sebesar 54,2% bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,2 triliun. Sedangkan untuk
pick-up MTF mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 39,6% dari Rp 1,1 triliun pada Juli 2018 menjadi Rp 1,5 triliun pada Juli 2019. Sementara itu di segmen bus, perusahaan mencatatkan pertumbuhan 48,4%, dari Juli 2018 sebesar Rp 91 miliar menjadi sebesar Rp 135 miliar di Juli 2019.
Mandiri Tunas Finance lebih memprioritaskan pembiayaan alat berat kepada nasabah-nasabah dari Bank Mandiri. Dengan begitu, profil risiko dan nasabah pun dinilai bisa tergambar dengan lebih baik.
Baca Juga: Kredit konsumer perbankan di awal kuartal III 2019 kurang bergairah Namun demikian, Harjanto melihat di semester II ini masih banyak tantangan yang dihadapi. "Di Semester II yang jadi tantangan adalah ekonomi dunia, kebijakan Uni Eropa terhadap CPO Indonesia, perang dagang China-AS yang berdampak ke harga batu bara seperti dari awal tahun 2019," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi