JAKARTA. Larangan ekspor mineral mentah dan pelemahan harga komoditas menjadi momok bagi industri pembiayaan alat berat. Para pelaku usaha di sektor pertambangan dan perkebunan memilih menahan ekspansi. Buntutnya, bisnis pembiayaan alat berat ikut tersendat. Salah satu pemain perusahaan pembiayaan atawa multifinance di lini usaha alat berat, PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) Finance mengeluhkan target tahun 2014 sulit untuk tercapai. Sampai dengan pengujung tahun lalu, CSUL Finance memperkirakan hanya mampu menyalurkan kredit alat berat sebesar Rp 1,6 triliun. "Di tutup tahun, kemungkinan 90% dari target karena harga komoditas turun dan pelarangan ekspor untuk beberapa mineral," ujar Suwandi Wiratno, Direktur utama PT Chandra Sakti Utama Leasing Finance, pekan ini.
pembiayaan alat berat masih berat
JAKARTA. Larangan ekspor mineral mentah dan pelemahan harga komoditas menjadi momok bagi industri pembiayaan alat berat. Para pelaku usaha di sektor pertambangan dan perkebunan memilih menahan ekspansi. Buntutnya, bisnis pembiayaan alat berat ikut tersendat. Salah satu pemain perusahaan pembiayaan atawa multifinance di lini usaha alat berat, PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) Finance mengeluhkan target tahun 2014 sulit untuk tercapai. Sampai dengan pengujung tahun lalu, CSUL Finance memperkirakan hanya mampu menyalurkan kredit alat berat sebesar Rp 1,6 triliun. "Di tutup tahun, kemungkinan 90% dari target karena harga komoditas turun dan pelarangan ekspor untuk beberapa mineral," ujar Suwandi Wiratno, Direktur utama PT Chandra Sakti Utama Leasing Finance, pekan ini.