JAKARTA. Sepanjang tahun 2015, penyaluran pembiayaan alat berat mengalami penurunan. Multifinance menahan diri untuk menyalurkan pembiayaan alat berat sejalan dengan jatuhnya harga komoditas. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari total piutang pembiayaan tahun 2015 yang sebesar Rp 363,27 triliun, sektor pembiayaan alat berat menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penurunan. Pembiayaan alat berat pada 2015 sebesar Rp 105,3 triliun, turun dari 2014 yang sebesar Rp 110,9 triliun. Sementara tiga sektor lain yang masih tumbuh meskipun tipis yakni pembiayaan anjak piutang 2015 sebesar Rp 10,7 triliun naik dari Rp 9,4 triliun di 2014. Lalu pembiayaan kartu kredit naik dari Rp 29 miliar di tahun 2014 menjadi Rp 95 miliar pada 2015. Terakhir, pembiayaan konsumen naik dari Rp 245,8 triliun pada 2014 menjadi Rp 247 triliun pada 2015. Andi Harjanto, Direktur Verena Multifinance mengatakan, tahun lalu perusahaannya memang memilih menahan diri menyalurkan pembiayaan di sektor alat berat. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas kredit atau non performing finance (NPF) tidak naik. Sebab, tahun lalu diakui Andi beberapa debitur mulai mengalami penurunan daya mencicilnya. Untuk tahun ini, perseroan masih memantau harga komoditas perkebunan dan tambang untuk bisa kembali menyalurkan pembiayaannya di sektor ini.
Pembiayaan alat berat turun jadi Rp 105,3 triliun
JAKARTA. Sepanjang tahun 2015, penyaluran pembiayaan alat berat mengalami penurunan. Multifinance menahan diri untuk menyalurkan pembiayaan alat berat sejalan dengan jatuhnya harga komoditas. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari total piutang pembiayaan tahun 2015 yang sebesar Rp 363,27 triliun, sektor pembiayaan alat berat menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penurunan. Pembiayaan alat berat pada 2015 sebesar Rp 105,3 triliun, turun dari 2014 yang sebesar Rp 110,9 triliun. Sementara tiga sektor lain yang masih tumbuh meskipun tipis yakni pembiayaan anjak piutang 2015 sebesar Rp 10,7 triliun naik dari Rp 9,4 triliun di 2014. Lalu pembiayaan kartu kredit naik dari Rp 29 miliar di tahun 2014 menjadi Rp 95 miliar pada 2015. Terakhir, pembiayaan konsumen naik dari Rp 245,8 triliun pada 2014 menjadi Rp 247 triliun pada 2015. Andi Harjanto, Direktur Verena Multifinance mengatakan, tahun lalu perusahaannya memang memilih menahan diri menyalurkan pembiayaan di sektor alat berat. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas kredit atau non performing finance (NPF) tidak naik. Sebab, tahun lalu diakui Andi beberapa debitur mulai mengalami penurunan daya mencicilnya. Untuk tahun ini, perseroan masih memantau harga komoditas perkebunan dan tambang untuk bisa kembali menyalurkan pembiayaannya di sektor ini.