JAKARTA. Ada gula, ada semut. Pameo ini sepertinya tepat menggambarkan aktivitas usaha asuransi jiwa kredit yang berkiblat pada penyaluran kredit perbankan. Semakin banyak kredit yang mengucur, semakin banyak premi yang dikantongi perusahaan asuransi untuk menutup risiko jiwa para debitur. Hal itu yang dialami PT Asuransi Takaful Keluarga. Perusahaan asuransi jiwa murni syariah ini sempat memetik manisnya premi asuransi jiwa kredit (credit life) dari aliran kredit perbankan. Namun, bisnis tersebut mengalami tantangan berat sejak awal tahun ini akibat perlambatan pertumbuhan kredit bank. Tak tanggung-tanggung, premi credit life Takaful Keluarga menyusut sampai 50% hingga pertengahan tahun ini. “Karena, pengereman kredit perbankan, produk credit life kami terkena dampaknya. Yakni dari Rp 150 miliar di sepanjang tahun lalu, menjadi hanya Rp 25 miliar per Juni ini,” terang Ronny Ahmad Iskandar, Direktur Utama Takaful Keluarga, akhir pekan lalu.
Pembiayaan bank melambat, premi Takaful susut
JAKARTA. Ada gula, ada semut. Pameo ini sepertinya tepat menggambarkan aktivitas usaha asuransi jiwa kredit yang berkiblat pada penyaluran kredit perbankan. Semakin banyak kredit yang mengucur, semakin banyak premi yang dikantongi perusahaan asuransi untuk menutup risiko jiwa para debitur. Hal itu yang dialami PT Asuransi Takaful Keluarga. Perusahaan asuransi jiwa murni syariah ini sempat memetik manisnya premi asuransi jiwa kredit (credit life) dari aliran kredit perbankan. Namun, bisnis tersebut mengalami tantangan berat sejak awal tahun ini akibat perlambatan pertumbuhan kredit bank. Tak tanggung-tanggung, premi credit life Takaful Keluarga menyusut sampai 50% hingga pertengahan tahun ini. “Karena, pengereman kredit perbankan, produk credit life kami terkena dampaknya. Yakni dari Rp 150 miliar di sepanjang tahun lalu, menjadi hanya Rp 25 miliar per Juni ini,” terang Ronny Ahmad Iskandar, Direktur Utama Takaful Keluarga, akhir pekan lalu.