JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan kredit bukan hanya terjadi di bank umum. Hal serupa juga terjadi pada perbankan syariah, baik bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS). Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2014 menunjukkan, total pembiayaan BUS maupun UUS mencapai Rp 193,98 triliun atau naik 11,11% dibanding Agustus 2013 yang sebesar Rp 174,53 triliun. Sebagai perbandingan, per Agustus 2013, pembiayaan syariah mampu tumbuh 39,69% dibandingkan posisi Agustus 2012. Salah satu penyebab perlambatan pembiayaan ini lantaran cukup banyak bank syariah yang menyalurkan pembiayaan ke sektor pertambangan. "Begitu ada larangan ekspor mineral yang mengakibatkan kegiatan pertambangan melambat, bank syariah terkena dampaknya,” kata John Kosasih, Wakil Presiden Direktur BCA Syariah, kepada KONTAN, kemarin.
Pembiayaan Bank Syariah melambat
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan kredit bukan hanya terjadi di bank umum. Hal serupa juga terjadi pada perbankan syariah, baik bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS). Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2014 menunjukkan, total pembiayaan BUS maupun UUS mencapai Rp 193,98 triliun atau naik 11,11% dibanding Agustus 2013 yang sebesar Rp 174,53 triliun. Sebagai perbandingan, per Agustus 2013, pembiayaan syariah mampu tumbuh 39,69% dibandingkan posisi Agustus 2012. Salah satu penyebab perlambatan pembiayaan ini lantaran cukup banyak bank syariah yang menyalurkan pembiayaan ke sektor pertambangan. "Begitu ada larangan ekspor mineral yang mengakibatkan kegiatan pertambangan melambat, bank syariah terkena dampaknya,” kata John Kosasih, Wakil Presiden Direktur BCA Syariah, kepada KONTAN, kemarin.