Pembiayaan bank syariah tumbuh positif awal tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan syariah tumbuh cukup kencang awal tahun ini. Perbankan syariah juga terus menggenjot penyaluran pembiayaan agar mencapai target yang dibidik di tahun 2018.

Salah satunya, PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah), anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini mencatatkan pertumbuhan pembiayaan per Januari 2018 sebesar 15,11% year on year (yoy).

Dhias Widhiyati, Direktur Bisnis BNI Syariah menjelaskan, sebetulnya pertumbuhan pembiayaan di bulan Januari belum sesuai dengan harapan. Menurutnya, realisasi pembiayaan semestinya dapat tumbuh lebih tinggi.


“Di tahun ini kita masih melanjutkan strategi tahun lalu yang dirasa masih baik seperti saluran di konsumer. Karena kita kuat kompetensi di konsumer maka kita akan lanjutkan. Di konsumer akan kita garap di segmen fixed income lebih intense lagi, melalui kerja sama dengan institusi untuk meningkatkan konsumer dengan jaminan payroll atau gaji,” jelas Dhias saat ditemui di Jakarta, Jumat (9/3.

Untuk pembiayaan rumah atau pembiayaan griya juga masih akan dibidik oleh BNI Syariah. Terutama di segmen fixed income, namun pihaknya juga akan menggarap pembiayaan rumah premium dengan sangat selektif. Maklum, nasabah rumah premium biasanya non fixed income atau pengusaha.

“UMKM yang small medium tetap kita garap tetapi pada beberapa sektor prioritas komersial seperti infrastruktur dan konstruksi jasa sosial masyarakat serta jasa dunia usaha,” tambah Dhias.

Adapun sebelumnya Dhias mengungkapkan target pertumbuhan pembiayaan yang dibidik oleh BNI Syariah sebesar 14% sampai 15% yoy.

Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bank per Januari 2018, saluran pembiayaan BNI Syariah sebesar Rp 23,28 triliun, atau tumbuh 15,11% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 20,23 triliun.

Sementara itu, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) membukukan pembiayaan hingga Rp 60,69 triliun tumbuh 9,2% secara tahunan atau yoy sepanjang tahun 2017. Direktur Utama BSM Toni EB Subari menjelaskan, pertumbuhan pembiayaan tersebut utamanya disokong oleh realiasi penyaluran pembiayaan ke segmen ritel.

Adapun, sampai akhir tahun 2017, pertumbuhan pembiayaan ritel BSM tercatat Rp 34,31 triliun. Jumlah tersebut meningkat 11,48% dibandingkan capaian tahun 2016 sebesar Rp 30,77 triliun.

Bila dirinci berdasarkan subsegmennya, segmen pembiayaan konsumer tumbuh paling tinggi sebesar 25,45% menjadi Rp 21,09 triliun dari tahun 2016 Rp 16,81 triliun.

Kendati demikian, segmen mikro hanya tumbuh tipis 2,78% dari Rp 4,18 triliun menjadi Rp 4,29 triliun. Namun pembiayaan UKM anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini justru turun 8,83% dari Rp 9,78 triliun menjadi Rp 8,91 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan juga didorong dari segmen pembiayaan yakni korporasi dan komersial yang masing-masing tumbuh satu digit 5,44% dan 5,72%.

Adapun, total pembiayaan wholesale perseroan ini pada akhir tahun lalu mencapai Rp 26,12 triliun atau tumbuh 5,5% secara yoy. Untuk tahun ini, bank syariah terbesar ini optimistis pertumbuhan pembiayaan mencapai dua digit di kisaran 12% sampai 13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat