KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya dana atau cosf of fund pemerintah dalam menerbitkan surat berharga negara (SBN) berpotensi kian mahal. Pasalnya, pengalihan dana perbankan dari SBN ke Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) berisiko membuat likuiditas kian ketat. Sebelumya, pemerintah memperkirakan defisit anggaran tahun 2024 ini melebar ke level 2,7% dari produk domestik bruto (PDB), dari target 2,29% PDB. Untuk menutup pelebaran defisit tersebut, salah satunya diupayakan pemerintah melalui penerbitan SBN Rp 214,6 triliun. Ekonom Senior Chatib Basri mengingatkan, likuiditas di pasar keuangan berpotensi semakin ketat karena sebagian terserap SRBI. Kondisi ini akan berdampak terhadap potensi kenaikan cost of fund penerbitan obligasi, termasuk obligasi pemerintah.
Pembiayaan Belanja Pemerintah Berpotensi Semakin Mahal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya dana atau cosf of fund pemerintah dalam menerbitkan surat berharga negara (SBN) berpotensi kian mahal. Pasalnya, pengalihan dana perbankan dari SBN ke Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) berisiko membuat likuiditas kian ketat. Sebelumya, pemerintah memperkirakan defisit anggaran tahun 2024 ini melebar ke level 2,7% dari produk domestik bruto (PDB), dari target 2,29% PDB. Untuk menutup pelebaran defisit tersebut, salah satunya diupayakan pemerintah melalui penerbitan SBN Rp 214,6 triliun. Ekonom Senior Chatib Basri mengingatkan, likuiditas di pasar keuangan berpotensi semakin ketat karena sebagian terserap SRBI. Kondisi ini akan berdampak terhadap potensi kenaikan cost of fund penerbitan obligasi, termasuk obligasi pemerintah.