JAKARTA. Harga komoditas yang lesu kian menekan rapor pembiayaan alat berat. Dalam tempo dua bulan terakhir, kinerja pembiayaan alat berat terus menurun. Kondisi ini memicu perusahaan pembiayaan mengalihkan fokus ke sektor konsumsi. Tengok saja, statistik ekonomi keuangan Bank Indonesia (SEKI BI) mencatat, total penyaluran pembiayaan hingga Mei mencapai Rp 315,71 triliun atau tumbuh 11% dari sebelumnya Rp 282,82 triliun di Mei 2012. Pertumbuhan pembiayaan disokong pembiayaan konsumsi yang terus meningkat. Sementara itu, di periode yang sama, secara berturut-turut, pada April dan Mei, kinerja pembiayaan alat berat menurun sebanyak 3% menjadi masing-masing Rp 104,2 triliun dan Rp 104,7 triliun. Padahal, pembiayaan alat berat mencapai Rp 108,84 triliun di Maret.
Pembiayaan beralih ke sektor konsumsi
JAKARTA. Harga komoditas yang lesu kian menekan rapor pembiayaan alat berat. Dalam tempo dua bulan terakhir, kinerja pembiayaan alat berat terus menurun. Kondisi ini memicu perusahaan pembiayaan mengalihkan fokus ke sektor konsumsi. Tengok saja, statistik ekonomi keuangan Bank Indonesia (SEKI BI) mencatat, total penyaluran pembiayaan hingga Mei mencapai Rp 315,71 triliun atau tumbuh 11% dari sebelumnya Rp 282,82 triliun di Mei 2012. Pertumbuhan pembiayaan disokong pembiayaan konsumsi yang terus meningkat. Sementara itu, di periode yang sama, secara berturut-turut, pada April dan Mei, kinerja pembiayaan alat berat menurun sebanyak 3% menjadi masing-masing Rp 104,2 triliun dan Rp 104,7 triliun. Padahal, pembiayaan alat berat mencapai Rp 108,84 triliun di Maret.