Pembiayaan BSM pada 2015 naik Rp 2 triliun



JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) memastikan kinerjanya di tahun 2015 membaik ketimbang 2014. Selain terlihat dari pembiayaan yang tumbuh, anak usaha Bank Mandiri ini juga berhasil menekan non performing financing (NPF).

Sayang, Agus Dwi Handaya, Direktur Keuangan BSM enggan buka-bukaan soal catatan laba perusahaannya. "Yang jelas, laba kami tumbuh signifikan. Jadi, salah satu laba terbesar bank syariah," ujar Agus, Senin (15/2).

Agus menjelaskan, pembiayaan BSM naik Rp 2 triliun, sehingga total pembiayan BSM pada 2015 mencapai Rp 51 triliun. Angka ini lebih baik dari posisi akhir 2014 yang minus Rp 1,3 triliun.


Selain itu, BSM juga berhasil menekan NPF hingga 1% menjadi sekitar 6%. "Ini merupakan hasil kerja unit recovery kami. Tahun lalu, kami recovery aset Rp 1,3 triliun," terang Agus.

Tak hanya itu, komposisi pendanaan BSM semakin membaik. Agus mengatakan, porsi dana murah naik dari 46% menjadi 49%, terutama karena tabungan naik hingga Rp 2,3 triliun, deposito turun Rp 650 miliar dan giro naik Rp 650 miliar.

Dengan catatan dana murah, Agus bilang, cost of fund BSM turun jadi 4,13% dari sebelumnya 4,4%. "Cost of fund kami bahkan lebih baik dari rata-rata cost of fund bank syariah yang berkisar 6,6%," ujar Agus.

Secara umum, Agus menerangkan, BSM akan mengumumkan kinerja resmi setelah Bank Mandiri melakukan paparan publik akhir Februari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan