Pembiayaan Clipan Finance naik dua kali lipat dari tahun lalu



JAKARTA. Clipan Finance ikut menikmati geliat pertumbuhan industri pembiayaan tahun ini. Pembiayaan baru Clipan hingga November melesat hampir dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 3,5 triliun. Sekretaris Perusahaan Clipan Dwijanto mengatakan, pertumbuhan perusahaannya ditopang oleh kondisi ekonomi makro dalam negeri. "Pembiayaan konsumen yang paling tinggi tumbuhnya," ujar Dwi di Jakarta, Kamis (23/12). Apalagi menurutnya, pasar pembiayaan konsumen di Indonesia masih terbuka lebar karena penetrasinya termasuk paling rendah di Asia Tenggara. Pembiayaan konsumen mendominasi portofolio bisnis Clipan sebanyak 55%. Sisanya merupakan sewa guna usaha dan anjak piutang, masing-masing 27% dan 18%. Di lini bisnis pembiayaan konsumen, sebanyak 95% pembiayaan mengalir untuk pembiayaan mobil bekas dan sisanya baru. Clipan bermaksud menambah porsi sewa guna usahanya tahun depan menjadi 35%. Alasannya, perusahaan baru ekspansi membuka cabang di luar Jawa. "Kami melihat ada kebutuhan di sana," jelas Dwi. Dwi menyebut sektor yang bisa digarap adalah perkebunan sawit di Sumatra, serta pertambangan batubara dan emas di Kalimantan dan Sulawesi. Clipan memang menjadikan luar Jawa sebagai fokus ekspansinya. Jika tahun ini kontribusi penjualan di sana baru 50%, tahun depan diharapkan meningkat menjadi 60%. Untuk itu, Clipan akan membuka delapan hingga sepuluh cabang baru tahun depan di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, untuk menambah 35 yang sudah ada saat ini. Biaya investasi per cabangnya berkisar antara Rp 500 juta-Rp 700 juta. Menurut proyeksi Dwi, sampai akhir tahun pembiayaan Clipan bisa mencapai Rp 4 triliun. Dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu senilai Rp 2,8 triliun, berarti terjadi kenaikan sekitar 42%. Namun, Clipan menargetkan pertumbuhan yang lebih konservatif tahun depan, yaitu 30%. "Saya tidak tahu pengaruh kondisi global ke Indonesia," ujar Dwi. Dari seluruh kebutuhan dana Clipan tahun depan, hanya 30% yang dipenuhi dari modal sendiri dan sisanya dicari dari eksternal. Namun, Dwi belum bisa memaparkan porsi pinjaman bank dan obligasi. "Komposisinya kami atur, mana yang lebih murah," ujarnya. Yang jelas, kalau menerbitkan obligasi, Dwi bilang perusahaannya akan memilih opsi penawaran umum berkelanjutan (PUB). Saat ini, Clipan sudah mengantongi plafon pinjaman bank sekitar Rp 3 triliun.

Selain Bank Panin sebagai induk usaha, Clipan juga menerima pinjaman dari Bank Mandiri, BCA, Bank Permata, BII, dan BNI. Sekadar informasi, Clipan baru menggelar rights issue dan menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun. Aset on sheet Clipan saat ini sebesar Rp 5 triliun. Dengan alasan ingin menumbuhkan aset, Clipan tidak melakukan praktik joint financing sehingga tidak punya aset off sheet. Sementara itu non performing loan (NPL) Clipan saat ini stabil dalam kisaran 0,3%-0,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Wahyu T.Rahmawati