Pembiayaan dan penyertaan modal ventura meningkat 23,1% di bulan Mei 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri modal ventura menunjukkan tren positif pada bulan Mei 2019. Sejumlah indikator keuangan menunjukkan perbaikan. Seperti nilai penyertaan modal dan rasio non performing fund (NPF) yang membaik.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai akhir Mei 2019, industri modal ventura mencatatkan pembiayaan dan penyertaan sebesar Rp 10,1 triliun. Nilai ini meningkat 23,1% dari Mei 2018 yang mencapai Rp 8,2 triliun dan April 2019 sebesar Rp 9,4 triliun.

"Tren positif di Mei 2019 atas total pembiayaan terutama dari pembiayaan usaha produktif (bagi hasil). Itu artinya pemain modal ventura daerah sudah mengucurkan pembiayaan untuk UMKM,"Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Rimawan Yasin, kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7).


"Secara makro, ekonomi tetap sehat. Secara industri, banyak pemain modal ventura yang terus investasi baik pasangan usaha tradisional maupun yang digital. OJK juga terus mendorong sinergi antara pemain modal ventura dan startups,"jelasnya.

Segmen pembiayaan bagi hasil masih menjadi yang terbesar. Pembiayaan ini tercatat sebesar Rp 8,26 triliun atau tumbuh 29,06% dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 6,40 triliun.

Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan pembiayaan dan penyertaan adalah makin bertambahnya pemain di bisnis ini. Pelaku usaha modal ventura sampai Mei 2019 tercatat mencapai 66 entitas. Angka tersebut bertambah lima perusahaan dari periode sama dari tahun 2017.

Sementara penyertaan saham Rp 1,40 triliun termasuk di dalamnya pendanaan ke fintech. Lalu obligasi konversi mencapai Rp 503 miliar atau meningkat 4,57% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 481 miliar. Selama ini, modal ventura lebih banyak menyertakan saham usaha kecil menengah atau startup.

Tak hanya mencatatkan pertumbuhan pembiayaan. OJK mencatat, rasio NPF dari industri modal ventura juga membaik. Pada Mei 2019 rasio NPF tercatat sebesar 3,97%, membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4,97%.

Menurut Rimawan kondisi ini berkat perbaikan manajemen risiko yang dilakukan oleh pebisnis modal ventura. "Tentunya pendampingan dari modal ventura berjalan dengan baik. Ini tentu kemampuan dalam mengeksekusi planning yang ada serta dinamika ekonomi yang bisa kita antisipatif," tambahnya.

Hingga akhir tahun 2019, Rimawan berharap kondisi ekonomi bisa terus terjaga. Sehingga, selain bisa menjaga kesehatan kondisi bisnis, kinerja industri ini pun ditargetkan bisa terus meningkat dua digit dibanding tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli