Pembiayaan ekspor LPEI tumbuh 47%



JAKARTA. Meskipun perekonomian global sedang seret, Indonesia Eximbank alias Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) masih bisa unjuk gigi. Lihat saja, pada kuartal pertama tahun ini, penyaluran pembiayaan Indonesia Eximbank meningkat 47% secara year on year (yoy).

Sepanjang Januari hingga Maret 2015, LPEI mencatatkan pembiayaan ekspor sebesar Rp 61,3 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode 2014, pembiayaan ekspor LPEI sebesar Rp 41,5 triliun.

Dilihat dari skema pembiayaan, sebanyak 45% adalah skema investasi dan 55% berupa pembiayaan modal kerja.


Direktur Pelaksana III LPEI Basuki Setyadjid menjelaskan, aktivitas ekspor masih jalan terus meski ekonomi global dan domestik melambat. "Karena rupiah melemah, dorongan untuk ekspor lebih banyak," kata Basuki kepada KONTAN. 

Dari sisi penerima pembiayaan, sektor industri yang paling banyak yakni 40%. Lalu, diikuti oleh sektor pertambangan sekitar 15% hingga 20%. Kemudian sektor pertanian dan perkebunan sebanyak 10% sampai 15%. Sisanya, tersebar di beberapa sektor lain seperti konstruksi.

Walaupun kinerja pembiayaan bagus, LPEI masih harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Sebab, net non performing loan (NPL) LPEI pada bulan Maret sebesar 0,7%. Padahal, akhir tahun lalu, angka NPL net LPEI berada di level 0,68%.  "Pokoknya kami usahakan di bawah 1%," terang Basuki.

Basuki yakin, rasio kredit macet tak akan melebihi dari target. Pasalnya, LPEI memiliki kebijakan dan pengawasan yang cukup ketat.

Pembiayaan UKM

Hampir dari seluruh pembiayaan LPEI dikucurkan kepada nasabah korporat yakni 92,16% atau Rp 56,5 triliun. Menurut Basuki, nilai kredit tersebut tumbuh 40,7% dibandingkan triwulan pertama tahun lalu.

Sementara, penyaluran kredit ekspor LPEI untuk usaha kecil dan menengah (UKM) masih kecil yakni 7,84% atau sekitar Rp 4,8 triliun. Walaupun porsinya masih sedikit, pertumbuhan pembiayaan di sektor UKM lebih tinggi ketimbang korporasi yakni hampir 60%. Pada kuartal pertama tahun lalu, pembiayaan UKM baru sekitar Rp 3 triliun.

Ke depan, Basuki memprediksi, pembiayaan masih didominasi oleh perusahaan. "Kalau UKM kan sedikit yang ekspor, masih di korporasi," jelas Basuki.

Tetapi, porsi pembiayaan UKM diharapkan meningkat menjadi 10% di akhir tahun ini. Artinya, jika target yang dipatok oleh LPEI sebesar Rp 70 triliun di tahun ini, pembiayaan UKM bakal tembus hingga Rp 7 triliun.

Salah satu strategi LPEI menggenjot pembiayaan UKM adalah menggeber tim pemasaran di setiap jaringan perusahaan supaya lebih aktif dan agresif lagi dalam menyalurkan kredit ekspor UKM.

Tanpa menyebut angka, Basuki menuturkan, diantara seluruh lokasi kantor LPEI, Surabaya dan Jakarta merupakan penyumbang terbesar pembiayaan ekspor UKM. Saat ini, LPEI memiliki satu kantor pusat di Jakarta dan empat jaringan kantor di Surabaya, Solo, Medan dan Makassar.                                

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto