Pembiayaan elektronik bakal tumbuh 20%



JAKARTA. Penjualan elektronik dan gadget mutakhir mengerek pembiayaan. Industri multifinance memperkirakan, pembiayaan khusus elektronik bisa tumbuh 30%-40% tahun ini. Perusahaan pembiayaan mengerahkan segenap kemampuan mereka untuk menangkap peluang itu.

PT Astra Multifinance (FIF Spektra) misalnya, sejak setahun lalu mengoperasikan mobil displai. Mobil ini berkeliling di pusat perbelanjaan hingga ke kelurahan. Setidaknya ada sekitar 100 unit mobil FIF Spektra yang membawa barang dagangan, seperti mesin cuci, AC dan televisi.

Strategi jemput bola ini cukup efektif menjaring debitur baru. Darwan Tirtayasa, Direktur Utama Astra Multifinance, mengatakan jika hanya mengandalkan ritel modern, multifinance bakal sulit bersaing dengan kartu kredit.


"Pembeli, khususnya di Jakarta, lebih gemar membeli elektronik dengan menggesek kartu kredit berbunga 0%. Jadi kami lebih memilih segmen mikro," kata Darwan, Selasa (30/1). Selain kalah di bunga, multifinance juga tidak terhubung dengan agen tunggal pemegang merek (ATPM) atau prinsipal, sehingga sulit mendapatkan harga terbaik.    

Tahun ini, FIF Spektra menargetkan pembiayaan mencapai Rp 3 triliun, tumbuh 40%. Saat ini, kontribusi pembiayaan elektronik paling besar berasal dari Jawa Timur yang mencapai 30%. Sedangkan Jabodatabek hanya menyumbang 10%, masih kalah dibanding Sumatera yang berkontribusi 15%. Pencapaian di Kalimantan dan Sulawesi sama dengan Jabodetabek.

PT Adira Quantum Finance (Adira Quantum) juga tak mau ketinggalan. Berbeda dengan FIF Spektra, manajemen lebih fokus mendiversifikasi produk. Lynn Ramli, Direktur Utama Adira Quantum, mengatakan nanti pembiayaan tidak hanya komputer atau home appliances. "Prospek pembiayaan furnitur untuk apartemen cukup menarik, sejalan pertumbuhan penjualan properti yang tinggi," katanya. Saat ini pembiayaan furnitur baru di Jakarta. 

Kontribusi bisnis Adira Quantum paling besar berasal dari Sumatera sebesar 28%. Lalu, Kalimantan mencapai 25%. Sisanya merata di Sulawesi dan Jawa. Lynn mengatakan, potensi di Luar Jawa terbilang besar. 

Adira Quantum memang  lebih banyak bermain di daerah. "Saat ini tidak ada lagi TV tabung dan beralih ke LCD. Apalagi harga TV murah, jadi permintaan di daerah tinggi," terang Lynn. Adira Quantum menargetkan, pembiayaan tahun ini tumbuh 30% atau mencapai Rp 3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: