KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan energi terbarukan di Indonesia makin terbuka luas seiring meningkatnya komitmen negara maju membantu transisi energi terbarukan di negara berkembang. Meski begitu, pembiayaan tersebut membutuhkan dukungan kebijakan pemerintah yang dapat meminimalisir risiko pendanaan dan meningkatkan minat investasi ke energi terbarukan. Penasihat Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Deni Gumilang mengatakan, saat ini sudah tersedia berbagai macam instrumen pengurangan risiko alias de-risking pendanaan energi terbarukan untuk Indonesia. Beberapa di antaranya seperti penyediaan jaminan, green bond, dan pinjaman lunak atau concessional debt. Hanya saja, Deni menilai instrumen derisking ini perlu didukung dengan kebijakan dan regulasi yang dapat mengurangi risiko investasi energi terbarukan. Dukungan yang bisa dilakukan di antaranya seperti penetapan target energi terbarukan yang jelas.
Pembiayaan energi terbarukan butuh dukungan kebijakan dari pemerintah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan energi terbarukan di Indonesia makin terbuka luas seiring meningkatnya komitmen negara maju membantu transisi energi terbarukan di negara berkembang. Meski begitu, pembiayaan tersebut membutuhkan dukungan kebijakan pemerintah yang dapat meminimalisir risiko pendanaan dan meningkatkan minat investasi ke energi terbarukan. Penasihat Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Deni Gumilang mengatakan, saat ini sudah tersedia berbagai macam instrumen pengurangan risiko alias de-risking pendanaan energi terbarukan untuk Indonesia. Beberapa di antaranya seperti penyediaan jaminan, green bond, dan pinjaman lunak atau concessional debt. Hanya saja, Deni menilai instrumen derisking ini perlu didukung dengan kebijakan dan regulasi yang dapat mengurangi risiko investasi energi terbarukan. Dukungan yang bisa dilakukan di antaranya seperti penetapan target energi terbarukan yang jelas.