Pembiayaan kreatif, trik pengembang tetap jualan



CIKARANG. Kreativitas dan terobosan memang diperlukan untuk menyiasati perlambatan pertumbuhan sektor properti. Terlebih pada tahun 2014 ini, saat kegiatan politik berlangsung sejak awal tahun hingga Oktober nanti.  Komisaris Utama ISPI Group, Preadi Ekarto, mengungkapkan, sedikit banyak situasi politik akan memengaruhi kegiatan bisnis sektor properti.

Apalagi sejak pertengahan 2012 dan September 2013, pemegang otoritas keuangan memberlakukan kebijakan untuk mendinginkan pasar melalui berbagai aturan pembatasan KPR Inden, kenaikan suku bunga, dan juga loan to value (rasio antara nilai kredit atau pembiayaan yang dapat diberikan bank terhadap nilai agunan berupa properti pada saat pemberian kredit atau pembiayaan).

"Kami dituntut untuk lebih kreatif. Tidak saja dalam menciptakan produk unggulan yang dapat menaklukkan pasar, melainkan juga melakukan rekayasa pembiayaan. Untuk itulah kami menciptakan skema pembiayaan agar dapat mempertahankan produksi rumah setiap tahun," urai Preadi, Rabu (12/2).  Rekayasan pembiayaan tersebut berupa KPR Palazzo yaitu cara instan untuk mendapatkan properti selama 36 bulan, terutama hunian. Skema ini memungkinkan konsumen mencicil pembayaran kepada pengembang dalam jumlah dan masa tenor tertentu dengan suku bunga kompetitif.  "Dengan kata lain, kami membebaskan konsumen untuk memilih opsi pembiayaan rumah yang dibelinya dengan cara tunai bertahap. Memang cara ini membuat cashflow kami sedikit lama, namun ini harus ditempuh, supaya pasar dapat menyerap produk kami," jelas Preadi.  Adapun properti yang bisa diakses konsumen dengan fasilitas KPR Palazzo adalah semua jenis residensial dan komersial. Harga residensial yang ditawarkan ISPI Group adalah serentang Rp 300 juta-Rp 1 miliar dan komersial Rp 1,3 miliar per unit. Sejatinya, skema pembiayaan ini bukan hal baru. Namun, imbuhnya, setidaknya dapat membantu pembeli yang tidak memiliki data lengkap untuk mengakses lembaga keuangan perbankan (tidak bankable) dan calon pembeli rumah kedua.  "Oleh karena itu, kami hanya mengalokasikan sekitar 20% pembiayaan dengan fasilitas KPR Palazzo dari total pembiayaan lainnya seperti KPR masa tenor panjang hingga 15-20 tahun," tandas Preadi.  Hal yang sama juga dilakukan Ciputra Group atas proyek CitraGran, Cibubur. Pengembang ini menyediakan alternatif pembiayaan dan kemudahan cicilan uang muka 30% melalui developer. Hal tersebut diakui terbukti efektif. Penjualan mengalami kenaikan 20%. Kontribusi terbesar berasal dari unit-unit rumah dengan luas 120-200 meter persegi dan kavling seluas 200-300 meter persegi. Saat ini, CitraGran tengah memasarkan klaster Lake At The Dense, The Grassmere, Flinder Park, Aversa Park dan Spring Lake. Harga jual berjenjang mulai dari Rp 900 juta hingga Rp 4 miliar. (Hilda B Alexander)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan