Pembiayaan mobil komersial terkerek proyek infrastruktur yang mulai berjalan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Proyek infrastruktur yang kembali berjalan setelah sempat terhenti di awal pandemi covid-19 diakui mengerek bisnis pembiayaan mobil komersial. Beberapa perusahaan multifinance pun mengambil berkah dari segmen tersebut.

Sejatinya, pembiayaan mobil komersial berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih mengalami koreksi 13,24% year-on-year (yoy) menjadi Rp 40,09 triliun pada semester satu ini. Hanya saja, segmen ini masih menjadi segmen yang mendominasi di sektor produktif dan sejak awal tahun berada di posisi yang tergolong stabil sekitar Rp 40 triliun.

Salah satu perusahaan multifinance yang turut mengalami pertumbuhan di segmen mobil komersial adalah Adira Finance. Hingga Juli 2021, pembiayaan baru segmen tersebut tercatat Rp 2,1 triliun atau tumbuh sebesar 52% yoy.

“Pembiayaan ini berkontribusi sebesar 40% dari keseluruhan portofolio pembiayaan mobil dan kontribusinya meningkat 4% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu,” ujar Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli kepada KONTAN, Kamis (19/8).

Baca Juga: Dongkrak pembiayaan, Clipan Finance berikan bunga 2,50% untuk tenor 3 tahun

Hafid menilai pertumbuhan ini seiring meningkatnya penjualan pada industri otomotif yang didukung oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan bisnis serta kenaikan pada harga komoditas di separuh pertama tahun ini. 

Asal tahu saja, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memang mencatat ada pertumbuhan penjualan di semester satu pada segmen pick up yang tumbuh 80% menjadi 66.521 unit untuk wholesale dan tumbuh 57% menjadi 63.385 unit untuk ritel. Sedangkan segmen truk juga tumbuh 49% menjadi 29.283 unit untuk wholesale dan tumbuh 31% menjadi 30.508 unit untuk ritel.

Melihat tren sekarang, Adira pun masih optimis menargetkan total keseluruhan pembiayaan baru di tahun 2021 bisa tumbuh di kisaran 20%-30% dari pencapaian tahun lalu.

Untuk segmen mobil komersial, Hafid menilai banyak faktor yang semakin mendorong pertumbuhan seperti belanja infrastruktur pemerintah dan permintaan serta kenaikan harga dari sektor komoditas.

“Kondisi makro ekonomi dan bisnis yang saat ini sedang berlangsung juga bisa mempengaruhi trennnya,” ujar Hafid.

Tak hanya Adira Finance, Mandiri Tunas Finance (MTF) pun juga turut merasakan pertumbuhan di segmen mobil komersial khususnya untuk non-bus pada semester pertama. Direktur MTF William Francis bilang pertumbuhannya mencapai 58,88% yoy meski tak menyebut nilai besarannya.

“Khusus Bus mengalami penurunan sebesar 71% yoy pada Juni lalu,” tambah William.

William juga menyebutkan bahwa kontribusi mobil komersial terhadap keseluruhan portofolio tumbuh 56 basis poin menjadi 35,88%. Meskipun demikian, ia menilai kalau pembiayaan di segmen lainnya masih tetap sama-sama stabil.

Walaupun tidak memiliki target khusus pada segmen mobil komersial ini, dirinya berharap MTF bisa mempertahankan kontribusi segmen tersebut agar tidak turun. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan melakukan penetrasi pasar pada segmen-segmen yang tidak terdampak pada kondisi pandemi covid-19.

“Saat ini kami fokus menyalurkan produk pembiayaan mobil baru untuk segmentasi industri yang tidak terdampak langsung seperti jasa, transportasi, FMCG, pertanian, serta industri lainnya yang di luar industri pariwisata dan turunannya,” ungkap William.

Sedikit berbeda, Clipan Finance justru mengalami koreksi hingga 19,8% yoy untuk pembiayaan segmen mobil komersial pada Juli 2021 menjadi sebesar Rp 174,99 miliar. 

“Kontribusinya saat ini 10,92% dan tidak berubah banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 10,94%. Diperkirakan awal tahun depan akan membaik.” ujar Harjanto Tjitohardjojo, Direktur Utama ClipanFinance.

Adapun, Harjanto menyampaikan bahwa pihaknya baru menetapkan target mobil komersial di tahun depan dengan peningkatan portofolio dari 11% menjadi 18%. “Saat ini, Clipan Finance masih melakukan evaluasi dengan mempersiapkan kompetensi tim yg mengakuisisi pembiayaan mobil komersial dan  membuat relaksasi di Risk Acceptence Criteria untuk kendaraan komersial,” imbuh Harjanto.

Baca Juga: Sampai pertengahan tahun 2021, aset industri multifinance masih turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat