JAKARTA. Tren penyaluran kredit perusahaan pembiayaan (multifinance) memang terus melaju. Namun, peningkatan itu dibayangi tingkat kredit macet yang naik. Akibatnya, beberapa perusahaan cenderung berhati-hati menyalurkan kredit. Padahal, menjelang Ramadan dan Lebaran seperti sekatang, perusahaan pembiayaan biasanya gencar menggelar promosi untuk menaikkan performa kreditnya. Hanya, kini, mereka lebih selektif memilih konsumen. Meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberi kelonggaran uang muka alias down payment (DP) dari sebelumnya 20%-25% menjadi 15%-20%. Jodjana Joddy, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, angka non performing finance (NPF) industri pembiayaan kini cukup tinggi. Berdasarkan data OJK, NPF per Maret 2017 sebesar 3,16%. Angka itu meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang 1,56% (lihat grafik).
Pembiayaan mobil tak lagi royal
JAKARTA. Tren penyaluran kredit perusahaan pembiayaan (multifinance) memang terus melaju. Namun, peningkatan itu dibayangi tingkat kredit macet yang naik. Akibatnya, beberapa perusahaan cenderung berhati-hati menyalurkan kredit. Padahal, menjelang Ramadan dan Lebaran seperti sekatang, perusahaan pembiayaan biasanya gencar menggelar promosi untuk menaikkan performa kreditnya. Hanya, kini, mereka lebih selektif memilih konsumen. Meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberi kelonggaran uang muka alias down payment (DP) dari sebelumnya 20%-25% menjadi 15%-20%. Jodjana Joddy, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, angka non performing finance (NPF) industri pembiayaan kini cukup tinggi. Berdasarkan data OJK, NPF per Maret 2017 sebesar 3,16%. Angka itu meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang 1,56% (lihat grafik).