Pembiayaan motor kian melambat



JAKARTA. Laju penjualan sepeda motor lambat laun semakin pelan. Tak pelak, bisnis sejumlah multifinance terkena imbasnya. Perusahaan pembiayaan menilai, kinerja bisnis makin terasa berat di segmen pembiayaan kendaraan roda dua ini. Sebabnya, mulai dari likuiditas yang makin ketat, pasar otomotif yang sedang lesu, hingga pertumbuhan ekonomi makro yang lebih pasif.

Sejumlah pelaku usaha bahkan sudah mulai ragu pasar pembiayaan sepeda motor bisa melaju kencang di tiga bulan terakhir tahun ini. Hal tersebut tak lepas dari pencapaian kinerja sampai akhir kuartal ketiga lalu.

Mandala Multi Finance, semisal. Perusahaan yang fokus di kredit roda dua ini memprediksi, potensi pertumbuhan pasar terbilang kecil. "Untuk di kuartal keempat mestinya masih bisa tumbuh, tapi sepertinya tidak tinggi," kata Mahrus, Sekretaris Perusahaan Mandala Finance.


Berkaca pada kinerja pembiayaan sampai akhir September 2014, Mandala sebenarnya masih mencatatkan pertumbuhan lumayan. Hingga akhir kuartal III 2014, penyaluran pembiayaan Mandala mencapai Rp 3,1 triliun. 

Pada periode yang sama tahun ini, Mandala mencetak pembiayaan Rp 3,8 triliun. Artinya, ada kenaikan pembiayaan baru sebesar 22,5%.

Namun, penyaluran pembiayaan ini masih di bawah ekspektasi jika dilihat dari target yang dipatok sampai tutup tahun. Pasalnya, realisasi pembiayaan sampai September baru 70% dari target sebesar Rp 5,8 triliun. Tapi, Mahrus yakin target tahun ini bisa tercapai.

Daya beli turun

Hal serupa terjadi di Adira Dinamika Multi Finance. Penyaluran kredit sepeda motor Adira sampai akhir kuartal ketiga lalu di bawah target yang dipatok sampai akhir tahun ini.

Sepanjang tahun ini, Adira Finance mematok target pertumbuhan pembiayaan sepeda motor sebesar 8% sampai 10%. Tapi sampai bulan September, penyaluran kredit roda dua Adira baru naik 7% menjadi sekitar Rp 15 triliun.

Direktur Adira Finance Hafid Hadeli bilang, makin ketatnya likuiditas dan beban dana yang kian mahal ikut memengaruhi kinerja pembiayaan, termasuk segmen sepeda motor. Lagipula, pasar sepeda motor tahun ini tak sekencang tahun-tahun sebelumnya.

Potensi perlambatan di kuartal IV ini juga mungkin terjadi. Pasalnya kondisi ekonomi makro yang berhubungan dengan daya beli masyarakat masih diselimuti tanda tanya di periode tiga bulan terakhir 2014. "Kalau tumbuh sih masih bisa, tapi tidak seperti tahun lalu," kata Hafid.

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) jauh-jauh hari memprediksi perlambatan pembiayaan tahun ini, termasuk kredit sepeda motor. Salah satu penyebabnya, kenaikan suku bunga sejak 2013. Ditambah lagi pemilu yang turut mempengaruhi pasar otomotif.

Makanya, pertumbuhan kredit tahun ini hanya diprediksi mencapai 5%-10%, lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar 12%. APPI optimistis, bisnis pembiayaan tetap bisa tumbuh sesuai harapan. "Masih bisa memenuhi proyeksi kami," kata Suwandi Wiratno, Ketua APPI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto