JAKARTA. Niatan Bank Indonesia (BI) agar bank syariah melakukan diversifikasi produk dan penggalian akad pembiayaan masih butuh waktu panjang. Sebagian besar pembiayaan di perbankan syariah masih menggunakan akad murabahah. Mengutip data BI per akhir Maret 2010, perbankan syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 50,21 triliun. Angka ini naik 27,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 39,31 triliun. Hingga bulan Maret tersebut pembiayaan murabahah mengambil porsi 56,36% atau Rp 28,3 triliun. Head of Banking CIMB Niaga Syariah U Saefudin Noer mengatakan, dominannya pembiayaan perbankan syariah dengan menggunakan akad murabahah lantaran konsepnya yang mudah dipahami dan sederhana. "Perjanjiannya masih bersifat jual beli, berbeda dengan yang lain yang sudah mulai kompleks, apalagi derivatif," ujarnya.
Saefudin bilang, diversifikasi produk dengan menggunakan akad yang lainnya sebenarnya sudah dilakukan, namun respon pasar tidak terlalu bagus. "Perlu edukasi yang sangat intens karena perbankan syariah masih dianggap baru dan masyarakat belum punya pengetahuan yang memadai tentang perbankan syariah," ujarnya. Saefudin mengaku, di tempatnya pun porsi terbesar pembiayaan masih murabahah. "Porsinya di atas 50%," ujarnya. Hingga Akhir maret CIMB Niaga Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1,2 triliun atau naik 25,62% dari periode yang sama tahun lalu yang Rp 999,65 miliar.