Pembiayaan naik, NPF Panin Dubai Syariah menanjak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga penghujung kuartal III-2017, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk atau PDSB mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (25/10) perseroan mencatat pertumbuhan aset sebesar 14,4% per akhir September 2017 menjadi sebesar Rp 9,33 triliun.

Salah satu penopang pertumbuhan aset antara lain didorong oleh pertumbuhan pembiayaan yang meningkat 24,6% menjadi sebesar Rp 7,34 triliun dari posisi September 2016 sebesar Rp 6,34 triliun.


Sekretaris Perusahaan Bank Panin Dubai Syariah Ahmad Fathoni menyebut pertumbuhan pembiayaan tersebut utamanya dikontribusikan oleh pertumbuhan segmen komersial sebesar 33,5% dan korproasi sebesar 24,1% secara yoy.

Selain itu, pertumbuhan aset juga didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat menjadi Rp 7,79 triliun atau naik sebesar 17,8% yoy dari capaian periode kuartal III 2016 sebesar Rp 6,6 triliun.

Pun, dari sisi likudititas perseroan juga masih terbilang longgar. Hal ini tercermin dari posisi financing to deposit ratio (FDR) sebesar 94,3% dan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 13,9% dari total DPK.

"Secara umum pertumbuhan bisnis PDSB masih didominasi segmen korporasi dan komersial sebagai engine utama pertumbuhan, sementara segmen ritel tumbuh 23,4%," katanya.

Kendati demikian, dari sisi kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) perseroan mencatatkan kenaikan.

Per kuartal III 2017 posisi NPF gross perseroan berada di level 4,46%. Posisi ini lompat dari posisi tahun lalu yang hanya bertengger di level 2,87%.

Pun, dari sisi NPF net juga tercatat naik tajam. Yakni, dari posisi 1,84% di kuartal III 2016 menjadi 3,98%.

PDSB mengatakan, peningkatan NPF ini salah satunya disebabkan oleh kondisi ekonomi dan beberapa sektor industri yang belum pulih. Salah satunya, sektor pertambangan dan migas.

"Hal ini berdampak kepada penurunan kualitas pembiayaan PDSB di triwulan III 2017," ujarnya.

Dus, guna menanggulangi laju NPF perseroan juga telah melakukan penanganan secara khusus.

Antara lain dengan pembentukan focus team (special asset management) dan melakukan pembentukan yang cukup atas kebutuhan pencadangan guna mengcover aset yang bermasalah.

Merujuk pada keterangan resmi, perseroan saat ini telah memupuk pencadangan yang cukup konservatif dan berkontribusi terhadap pencapaian laba sebelum pajak sebesar Rp 20,09 miliar hingga akhir September 2017.

Berkat pembentukan cadangan ini, laba sebelum pajak perseroan mengalami penurunan mencapai 13,18% secara tahunan.

Tidak hanya itu, posisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan pun ikut mengalami penurunan dari periode September 2017 sebesar 19,89% menjadi 16,83%.

"Posisi CAR tersebut masih relatif dalam rata-rata CAR industri perbankan syariah di ndonesia," imbuh Ahmad.

Ke depan, guna menopang pertumbuhan bisnis PDSB mengatakan akan melakukan penguatan fungsi strategis melalui penguatan tim manajemen inti PDSB dan pengembangan infrastruktur.

Khususnya implementasi new core banking system, penataan organisasi segmen ritel, penguatan pengelolaan proses pembiayaan, efisiensi biaya dan recovery plan pembiayaan bermasalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia