Pembiayaan properti dari multifinance masih seret



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan mengaku masih kesulitan untuk memasarkan produk pembiayaan properti. Pendanaan menjadi salah satu hambatan industri untuk menyalurkan pembiayaan.

Sebelumnya, melalui kerja sama dengan Sarana Multigriya Finansial (SMF) sejumlah perusahaan pembiayaan mendapat tawaran untuk melakukan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Salah satunya PT Chanda Sakti Utama Leasing Finance atau (CSUL Finance) yang kini mengeluhkan terkait batas harga maksimal rumah yang bisa dibiayai.

Direktur Utama CSUL Finance bilang, pihaknya hanya diberikan ruang untuk membiayai KPR dengan harga rumah maksimal Rp 350 juta. Baginya saat ini sangat sulit mencari rumah dengan harga Rp 350 juta. "Seandainya batasnya dinaikkan ke Rp 500 juta, itu lebih mungkin," katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (8/2).


Sejauh ini, pembiayaan KPR yang dilakukan CSUL Finance hanya dilakukan untuk membiayai KPR karyawan grup CSUL saja. Suwandi mengatakan, dana yang digunakan juga dana yang berasal dari CSUL Finance sendiri.

Terkait pendanaan, bagi Suwandi sumber pendanaan juga merupakan hambatan bagi perusahaan pembiayaan untuk menyalurkan pembiayaan KPR. Dari perbankan misalnya, rata-rata perbankan hanya menawarkan tenor 3 tahun. "Sementara KPR kan 10 tahun," jelasnya.

Senada dengan hal itu, PT Finansia Multifinance (KreditPlus) juga menyebutkan pinjaman dari perbankan tidak tersedia untuk tenor di atas 5 tahun. Perusahaan yang sudah lama meninggalkan produk pembiayaan KPR itu menyebut alasan itu membuat pembiayaan KPR terlihat tidak ekonomis.

Jauh sebelumnya, KreditPlus pernah melakukan pembiayaan untuk KPR. Menurut Direktur Finansia (KreditPlus) Peter Halim, setidaknya perusahaannya pernah menyalurkan Rp 30 miliar untuk pembiayaan KPR. Pendanaan dari modal sendiri disebut Peter mengakibatkan volume pembiayaan KPR tidak besar.

Di sisi lain, kontribusi pembiayaan properti yang dilakukan PT BFI Finance Indonesia atau BFI Finance juga masih sangat kecil yakni 2% dari total pembiayaan BFI Finance di 2017. Dari total penyaluran BFI Finance di tahun 2017 sebesar Rp 14,3 triliun, kontribusi pembiayaan properti baru Rp 286 miliar.

Tantangan utama BFI Finance pada pembiayaan properti berasal dari penanganan kredit bermasalah. “Karena membutuhkan waktu lebih lama untuk penyelesaian,” kata Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono kepada Kontan.co.id pada Kamis (8/2).

Ia juga belum berharap banyak pada pembiayaan properti. Di tahun ini, pembiayaan properti BFI Finance diharapkan bisa tumbuh setidaknya 10%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini