Pembiayaan Proyek SBSN Sejak 2013 Mencapai Rp 175,38 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Penerbitan Project Based Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara untuk membiayai langsung pembangunan proyek-proyek Pemerintah (earmarked) sejak tahun 2013, telah menunjukkan bahwa perkembangan keuangan syariah di tanah air berkaitan erat dengan perkembangan/pembangunan di sektor riil.

Tercatat total pembiayaan proyek SBSN sampai tahun 2022 mencapai Rp 175,38 triliun dengan jumlah proyeknya lebih dari 4.247 proyek yang tersebar di seluruh provinsi. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa SBSN saat ini memiliki posisi strategis sebagai instrumen untuk mendukung pencapaian target pembangunan nasional.

Alokasi terbesar dari SBSN juga digunakan untuk proyek pembangunan infrastruktur transportasi, jalan-jembatan, dan sumber daya air yang jumlahnya mencapai Rp144,26 triliun (82,25%), yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan, termasuk jembatan Pulau Balang yang berlokasi di Propinsi Kalimantan Timur ini.


“Dalam kunjungan saya ini menunjukkan berbagai proyek penting dibiayai SBSN. Hari ini yang diresmikan adalah aset dalam bentuk jembatan yang ada di belakang kita yang nilainya 1,43 T yang dibangun sejak tahun 2015 s.d 2021 ini. Dengan adanya penanda aset ini diharapkan dapat menjadi showcase bagi masyarakat yang selama ini membeli SBSN berarti ikut membangun Indonesia termasuk ikut membangun jembatan ini”, jelas Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Jumat (7/1).

Baca Juga: Siap-Siap, Berikut Perkiraan Jadwal Penerbitan SBN Ritel pada Tahun Ini

Secara umum perkembangan SBSN sebagai salah satu sumber dana APBN sudah cukup menggembirakan. Di tengah situasi pandemi COVID-19, realisasi pembiayaan proyek melalui SBSN tahun 2021 dinilai masih cukup baik yaitu sebesar 85,52%.

Selanjutnya, sisa pekerjaan seluruh proyek tersebut akan dilanjutkan penyelesaiannya dengan fasilitas lanjutan/luncuran di tahun 2022, dimana rata-rata realisasi dari lanjutan/luncuran proyek SBSN tersebut selama ini mencapai 93% sampai 96%.

Dengan demikian, sekali lagi terbukti bahwa proyek yang dibiayai SBSN dapat berkontribusi secara positif terhadap pembangunan nasional dan mendukung upaya pemerintah untuk melakukan pemulihan perekonomian melalui belanja infrastruktur.

“Pembangunan infrastruktur melalui SBSN tersebut juga diharapkan dapat menjadi jump starter bagi pemulihan ekonomi nasional, khususnya melalui peningkatan konektivitas dan produktivitas perekonomian serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara umum,” kata Menkeu.

Dengan melihat kinerja dan fungsi strategis SBSN selama ini, Pemerintah optimis dan berharap bahwa SBSN ini ke depan dapat menjadi salah satu pilar utama instrumen APBN untuk pembangunan nasional, dan sekaligus juga menjadi instrumen utama di pasar keuangan nasional. 

Sehingga bersamaan dengan upaya percepatan pembangunan infrastruktur, juga akan sekaligus dapat mengembangkan dan mewujudkan cita-cita untuk tumbuh kembangnya perekonomian keuangan syariah di tanah air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .