Pembiayaan sejumlah fintech hampir mencapai triliunan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri fintech peer to peer (P2P) lending menunjukan tren pertumbuhan yang terbilang pesat. Meski baru seumur jagung, penggunaan layanan pinjam meminjam dengan memanfaatkan teknologi informasi ini makin digemari.

Penyaluran pinjaman dari sejumlah pemain P2P lending ini pun sudah menembus ratusan miliar rupiah, bahkan hingga angka triliunan.

Modalku misalnya. Berdasarkan informasi di situs perseroan, fintech P2P lending yang bernaung di bawah bendera PT Mitrausaha Indonesia Grup ini sudah menyalurkan pinjaman sampai Rp 2,37 triliun. Jumlah tersebut didapat dari dari 9.740 pinjaman.


Sementara pemain lain, yakni PT Investree Radhika Jaya juga sudah menyaluran pinjaman yang terbilang besar. Hingga awal September ini, nilai pinjaman tersalurkan Investree sudah mencapai Rp 940 miliar yang bersasal dari 2.618 pinjaman yang tersalurkan.

Lalu ada pula PT Pasar Dana Pinjaman alias Danamas yang sudah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 843,5 miliar.

Pemain besar lain di bisnis P2P lending di Indonesia adalah PT Amartha Mikro Fintek. Pemain yang fokus di segmen pengusaha mikro ini sudah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 532,9 miliar.

Penyaluran pinjaman lewat PT Lunaria Annua Teknologi atau biasa dikenal dengan nama KoinWorks juga sudah menembus ratusan miliar hingga awal September 2018 ini. "Pinjaman sudah mencapai sekitar Rp 350 miliar," kata Chief Executive Officer KoinWorks Benedicto Haryono baru-baru ini.

Di sisi lain, besarnya potensi pasar pinjaman via teknologi informasi ini terus menarik sejumlah pemain baru untuk ikut menjajaki. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sudah ada 67 entitas P2P lending yang berizin maupun terdaftar di meja regulator.

Dengan makin banyaknya pemain di sektor ini, Benedicto mengakui bahwa industri P2P lending bisa makin kompetitif. Meski begitu, untuk saat ini ia menyebut peningkatan persaingan di bisnis ini belum terlihat.

Sementara itu, CEO Modalku Reynold Wijaya menyambut baik kehadiran para pemain baru ini. Ia menilai persaingan merupakan hal yang wajar di industri manapun. "Yang tidak diinginkan adalah pemain-pemain ilegal atau yang mau merusak industri," ungkapnya.

Meski makin banyak pemain, ia optimis penyaluran pinjaman Modalku bisa terus meningkat dari waktu ke waktu. Tanpa menyebut target hingga akhir tahun, ia menilai prospek dan peluang di industri ini masih sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati