Pembiayaan syariah jadi tulang punggung



JAKARTA. Pasca berlakunya aturan uang muka atau down payment (DP) kredit kendaraan bermotor di multifinance sebesar 20%-25%, perusahaan pembiayaan semakin menggeber layanan syariah. Bahkan, pembiayaan syariah menjadi penopang utama bisnis perusahaan.

Di PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance), baru memiliki unit usaha syariah (UUS) sejak pertengahan Juni 2012. Namun, baru sebulan beroperasi langsung menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 20 miliar di kredit motor dan mobil. "Sekarang UUS baru terpusat di Jabodetabek, tapi ke depan akan menyebar ke daerah lain sehingga bisa berkontribusi 10% terhadap bisnis perusahaan," kata Willy S. Dharma, Direktur Utama Adira Finance, kemarin.

Federal International Finance (FIF) yang sudah cukup lama memiliki UUS akan memperbesar kontribusi bisnisnya. Sepanjang semester I 2012, FIF membukukan pembiayaan sekitar Rp 9,2 triliun ke 590.466 unit sepeda motor baru dan bekas. Dari jumlah itu, UUS berkontribusi 15%. "Semester II, kami menargetkan UUS berkontribusi 50% terhadap total pembiayaan," ujar Suhartono, Direktur Utama FIF.


FIF menargetkan pembiayaan 1,2 juta unit kendaraan hingga akhir tahun. Artinya, semester II ini harus membiayai kendaraan bermotor sekitar 560.000 unit. "Kontribusi syariah akan besar karena masyarakat butuh kredit DP 10%," papar Suhartono.

PT Astra Sedaya Finance (ASF) tak mau ketinggalan. Mulai semester II ini, mereka memiliki UUS dan memberi layanan syariah di kantor cabang konvensional. "Padahal, dulu kami ragu memiliki UUS karena terbentur wacana pajak ganda untuk kegiatan syariah," kata Welfizon Yuza, Business Development and Channel Management Head ASF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie