JAKARTA. Ditengah perlambatan pertumbuhan pembiayaan, laba multifinance diperkirakan tidak akan turun atau setidaknya mampu menyamai tahun lalu. Hal itu disampaikan Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia. Menurut dia, meski tren pembiayaan terus menurun sejak awal tahun ini, laba multifinance mampu bertahan. "Sampai empat bulan pertama ini saja, laba industri multifinance tercatat sebesar Rp 3,952 triliun. Kalau dikalikan tiga bisa mencapai Rp 12 triliun, persis seperti perolehan tahun lalu," ujarnya, akhir pekan lalu. Faktor yang membuat laba bertahan, sambung dia, karena dukungan regulator terhadap aktivitas usaha pembiayaan. Yakni, dengan membuka ladang bisnis baru bagi multifinance, seperti pembiayaan modal kerja, investasi dan lain-lain. Selama ini, aktivitas usaha multifinance terpaku pada pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan anjak piutang. "Relaksasi-relaksasi ini mendorong pertumbuhan pembiayaan di tengah perlambatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha," terang dia. Sampai April 2015, pembiayaan baru atau new booking multifinance hanya tercatat tumbuh 4%. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, total piutang yang dibukukan multifinance hingga April 2015 mencapai Rp 368,654 triliun. Sementara, asetnya meningkat 7% menjadi Rp 427,382 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pembiayaan turun, laba multifinance tetap bertahan
JAKARTA. Ditengah perlambatan pertumbuhan pembiayaan, laba multifinance diperkirakan tidak akan turun atau setidaknya mampu menyamai tahun lalu. Hal itu disampaikan Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia. Menurut dia, meski tren pembiayaan terus menurun sejak awal tahun ini, laba multifinance mampu bertahan. "Sampai empat bulan pertama ini saja, laba industri multifinance tercatat sebesar Rp 3,952 triliun. Kalau dikalikan tiga bisa mencapai Rp 12 triliun, persis seperti perolehan tahun lalu," ujarnya, akhir pekan lalu. Faktor yang membuat laba bertahan, sambung dia, karena dukungan regulator terhadap aktivitas usaha pembiayaan. Yakni, dengan membuka ladang bisnis baru bagi multifinance, seperti pembiayaan modal kerja, investasi dan lain-lain. Selama ini, aktivitas usaha multifinance terpaku pada pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan anjak piutang. "Relaksasi-relaksasi ini mendorong pertumbuhan pembiayaan di tengah perlambatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha," terang dia. Sampai April 2015, pembiayaan baru atau new booking multifinance hanya tercatat tumbuh 4%. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, total piutang yang dibukukan multifinance hingga April 2015 mencapai Rp 368,654 triliun. Sementara, asetnya meningkat 7% menjadi Rp 427,382 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News