Pemblokiran mulai, sebagian pengguna yang belum registrasi prabayar masih nyantai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah lebih dari seminggu pemblokiran nomor-nomor telepon seluler prabayar yang belum melakukan registrasi sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) berlangsung. Sebagian pengguna ponsel mulai merasakan dampaknya.

Nugroho Halim, seorang pegawai swasta asal Tangerang Selatan, misalnya, bercerita bahwa selama seminggu yang lalu istrinya mengeluh ponselnya tidak bisa dipakai untuk menelpon dan mengirim SMS. Semula pasangan ini mengira akibat ponsel rusak. Namun, setelah membaca jadwal tahapan pemblokiran berkaitan dengan registrasi ulang prabayar, dia baru ingat bahwa nomor ponsel sang istri memang belum didaftarkan.

Pengalaman serupa juga terjadi pada orang lain. Helena, seorang guru asal Klaten, Jawa Tengah, juga mengeluhkan nomor ponsel anaknya yang tiba-tiba tidak bisa dipakai untuk menelepon dan mengirim SMS. Lagi-lagi, belakangan baru dia sadari bahwa anaknya yang masih ABG memang belum mendaftarkan nomer ponselnya.


Memang belum semua nomor yang tidak melakukan registrasi ulang mulai terblokir sesuai tahapan yang sudah diputuskan. Seorang sumber di industri telekomunikasi bertutur bahwa kemampuan operator untuk melakukan pemblokiran terbatas dalam kisaran ratusan ribu sampai 1 jutaan nomor per hari. 

Saking populernya media sosial berbasis internet telah menyebabkan banyak orang tidak segera menyadari bahwa proses pemblokiran terhadap nomer ponsel prabayar yang tak melakukan registrasi ulang sudah berjalan efektif.

Maklum, di zaman now ini banyak orang tak pernah lagi menelepon atau mengirim SMS. Menelpon langsung sudah tergantikan fasilitas telepon lewat WhatsApp, Line, atau aplikasi lain. Begitu pula SMS sudah semakin tergusur oleh beragam aplikasi chat populer.

Karena itu sebagian orang malah secara sadar menerima konsekuensi pemblokiran tahap awal gara-gara belum meregistrasi nomornya. Mereka merasa pemblokiran tahap pertama, telepon keluar dan SMS keluar per 1 Maret 2018, tidak terlalu berefek pada aktivitas komunikasi mereka. Begitu pula terhadap pemblokiran tahap kedua, telepon masuk dan SMS masuk per 1 April 2018.

"Ternyata anak saya memang sengaja baru akan meregistrasi menjelang akhir April nanti," kata Helena. 

Wah, bisa jadi, nanti menjelang pemblokiran data internet per 1 Mei 2018, baru banyak orang akan benar-benar tergopoh-gopoh meregistrasi nomor prabayar mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana